- Pemuda Menyelam Hilang di Perairan Kutampi Nusa Penida, Prajurit TNI AL Turun Tangan
- Jaga Ekosistem Laut, Yuk.. Tanam Mangrove dan Cemara di Pulau Tabuhan
- Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025, Pangkoarmada II Lepas KRI Makassar-590 Menuju Wilayah 3T
- Kemenhub Dukung Konektivitas Transportasi Destinasi Pariwisata Nasional
- Kejuaraan Open Water Swimming Digelar TNI AL dan Pemprov Maluku Utara, Seru
- Festival Anak Shaleh Indonesia 2025 Dihadiri Danlanudal Sabang
- Penyelundupan 31 Kg Sabu Digagalkan Tim Terpadu TNI AL dan Polda Riau di Pelabuhan Roro Dumai
- Restrukturisasi Pengurus, Kesit: PWI Jaya Rumah Bersama, Nyalakan Semangat Persaudaraan
- Layanan Adhoc ke Tiongkok, OVP Shipping dan IPC TPK Perkuat Jalur Dagang Asia
- Wisuda Universitas Hang Tuah, Kasal Apresiasi Akreditasi Unggul Sejumlah Program Studi
Layanan TPK Bitung Kembali Normal, Sempat Terganggu Pasca Insiden RTG

Keterangan Gambar : Layanan di Terminal Petikemas Bitung. Foto: TPK
Indonesiamaritimenews.com (IMN), JAKARTA: PT Pelindo Terminal Petikemas berkomitmen melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja pelayanan peti kemas di TPK Bitung pasca insiden alat bongkar muat jenis rubber tyred gantry (RTG) pada 21 Mei 2025 yang lalu.
Insiden tersebut berdampak pada kinerja operasional TPK Bitung yang sempat menurun selama beberapa waktu.
Baca Lainnya :
- Pengerukan Alur Pulau Baai Bengkulu Digeber, KMP Pulo Tello Berhasil Tembus Area Sedimentasi0
- Pelatihan CTO, Penguatan SDM Pekerja Terminal Petikemas Surabaya0
- Pertamina International Shipping (PIS) Punya Dirut Baru, Ini Susunan Jajaran Direksi0
- Sukses, Pelindo Uji Coba Alur Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu, KMP Pulo Tello Berhasil Masuk Dermaga0
- Transformasi Jadwal Kapal Curah Kering, TTL dan KSOP Tanjung Perak Terapkan Berthing Priority0
Corporate Secretary PT Pelindo Terminal Petikemas Widyaswendra mengatakan upaya jangka pendek dilakukan oleh perusahaan dengan mendatangkan sejumlah alat bantu bongkar muat peti kemas yang akan tiba mulai pada periode Juli s.d. Agustus 2025.
“Kami akan mendatangkan 1 unit reach stacker baru yang tiba pada akhir Juli 2025, selain itu juga ada tambahan 2 unit RTG, 4 unit head truck dari TPK New Makassar yang direncanakan tiba pada minggu kedua Agustus 2025,” jelas Widyaswendra dalam keterangan tertulis, Rabu (9/7/2025).
Selain memenuhi kebutuhan alat bongkar muat peti kemas, menurut Widwaswendra perseroan juga berupaya meningkatkan kinerja peralatan yang saat ini ada di TPK Bitung.
Sejumlah tim teknis didatangkan dari beberapa terminal peti kemas di daerah untuk mendukung percepatan penanganan gangguan teknis agar peralatan bongkar muat dapat beroperasi optimal secepat mungkin. Termasuk juga memastikan kesiapan quay container crane (QCC) agar dapat melayani kegiatan bongkar muat kapal.
Dalam jangka panjang, perseroan melakukan percepatan pengadaan 2 unit RTG baru yang diharapkan dapat tiba di tahun 2026 mendatang.
“Sempat terjadi antrean kapal, namun secara bertahap hal tersebut dapat diatasi. Pada periode Juli 2025 ini sudah tidak ada lagi antrean kapal termasuk juga kinerja receiving dan delivery yang saat ini sudah sesuai dengan janji layanan,” tegas Widyaswendra.
Di sisi lain, PT Pelindo Terminal Petikemas mencatat terjadi peningkatan arus peti kemas di TPK Bitung sebesar 16,58 persen pada periode Januari hingga Mei 2025 jika dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Hingga Mei 2025, perseroan mencatat arus peti kemas sebanyak 118.000 TEUs sementara periode tahun 2024 sebanyak 101.000 TEUs.
Percepatan Penanganan
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Bitung, Yefri Meidison mengatakan diperlukan percepatan penanganan terhadap kendala operasional yang terjadi di TPK Bitung.
Saat ini kegiatan pelayanan peti kemas tetap berlangsung dengan memaksimalkan peralatan bongkar muat yang tersedia. Pihaknya mengaku terus melakukan pengawasan terhadap kinerja operasional TPK Bitung untuk memastikan kelancaran kegiatan operasional di dalam terminal.
“Kinerja bongkar muat di TPK Bitung harus segera ditingkatkan, terlebih saat ini arus peti kemas juga semakin meningkat,” tegas Yefri.
Yefri mencatat sempat terjadi penurunan kinerja operasional yang cukup signifikan pasca insiden RTG. Sebagai contoh, kapal Meratus Wakatobi tiba pada tanggal 12 Juni 2025 dan harus menyelesaikan kegiatan bongkar muat peti kemas selama 56,9 jam.
“Selama Mei dan Juni rata-rata port stay kapal mencapai 49 jam dari target yang harusnya 27 jam,” lanjutnya.
Perlahan pihaknya melihat upaya perbaikan yang dilakukan TPK Bitung. Hal tersebut dapat dilihat dari kinerja bongkar muat pada kapal Meratus Wakatobi dan Meratus Medan 1.
Meratus Wakatobi mencatatkan performance 28 boks per jam (box/ship/hour) dan menyelesaikan bongkar muat dalam waktu 27 jam dari target yang ditetapkan 27 jam. Sementara kapal Meratus Medan 1 mencatatkan performa 20 boks per jam (box/ship/hour) yang menjadikan kapal tersebut menyelesaikan pekerjaan dalam waktu 25 jam dari target 27 jam.
“Kami harapkan kinerja kapal-kapal lain juga dapat tercapai sebagaimana Meratus Wakatobi dan Meratus Medan 1, perbaikan TPK Bitung harus dilakukan secara berkesinambungan,” pungkasnya. (Arry/Oryza)
