- KKP Lebarkan Sayap Ekspor Perikanan ke Vietnam, Korsel dan Kanada
- Hari ke-4 Operasi SAR, Kapal Perang TNI AL Temukan Jasad Korban KMP Tunu Pratama Jaya
- Kapal Perang Singapura Masuki Indonesia, Kapal Rudal KRI Alamang-644 Awasi Ketat
- KKP Gandeng SEAFDEC Kurangi Pencemaran Mikroplastik di Laut
- BUMN Tambang Harus Serahkan Laporan Tahunan Tepat Waktu, KKP: Denda Rp5 Juta/Hari
- Presiden Prabowo Hadiri KTT BRICS di Rio de Janiero, Momen Bersejarah
- Transformasi Jadwal Kapal Curah Kering, TTL dan KSOP Tanjung Perak Terapkan Berthing Priority
- Kasus Penyelundupan BBL di Merak, KKP Serahkan Tersangka ke Kejati
- Ratusan Ekor Ayam Ras Filipina Dimusnahkan, Hasil Tangkapan Tim SFQR Lanal Tahuna
- Buruan Pesan, Diskon Tiket Kapal PELNI Kuota Tinggal Dikit Keburu Habis Sebelum 31 Juli
Transformasi Jadwal Kapal Curah Kering, TTL dan KSOP Tanjung Perak Terapkan Berthing Priority

Keterangan Gambar : PT Terminal Teluk Lamong (TTL) berinovasi mengoptimalkan kinerja operasional dan pelayanan terminal, melalui konsep Berthing Priority pengaturan jadwal sandar kapal curah kering di dermaga TTL.Foto: Humas TTL
Indonesiamaritmenews.com (IMN), JAKARTA: PT Terminal Teluk Lamong (TTL) berinovasi mengoptimalkan kinerja operasional dan pelayanan terminal, melalui konsep Berthing Priority pengaturan jadwal sandar kapal curah kering di dermaga TTL.
Konsep Berthing Priority merupakan bentuk transformasi dari sistem yang sebelumnya menggunakan konsep FIFO (First In First Out), di mana kapal yang tiba lebih awal akan mendapat prioritas sandar terlebih dahulu menjadi penentuan urutan sandar kapal yang mengacu pada jadwal booking yang diajukan oleh cargo owner sebelum atau setelah kapal berangkat dari Port of Loading.
Konsep baru ini memberikan nilai tambah signifikan dalam perencanaan dan efisiensi operasional terminal. Konsep Berthing Priority akan memberikan kepastian waktu sandar kapal, sehingga dapat mengurangi risiko denda demurrage yang ditanggung oleh pelayaran atau cargo owner.
Baca Lainnya :
- Pengelolaan TPK Berlian Diserahkan ke Terminal Teluk Lamong, Pengusaha: Semoga Lebih Efisien0
- Sosialisasi P-EPROC, Pelindo Regional 4 Tingkatkan Efisiensi & Transparansi Layanan0
- Geliat Ekonomi Sulawesi, Pelindo Dorong Peran Pelabuhan Makassar jadi Gerbang Utama Ekspor KTI0
- Ini Langkah Strategis TTL Bina UMKM Sabet 4 Kategori BUMN Award 20250
- Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, PT BJTI Tanam 100 Pohon0
Konsep ini dapat mendorong perencanaan kedatangan kapal yang lebih baik, sehingga proses bongkar muat dapat dilakukan secara optimal dan berpeluang mendapatkan despatch sebagai insentif atas efisiensi waktu.
TTL bersama KSOP Utama Tanjung Perak menggelar kegiatan sosialisasi Standard Operating Procedure (SOP) Berthing Priority, 4 Juli 2025 di Surabaya dihadiri shipping agent, cargo owner dan forwarding curah kering, Indonesia Shipping Agencies Association (ISAA), dan stakeholder sektor pelabuhan dan logistik lainnya sebagai bentuk sinergi dan kolaborasi multipihak.
Tampak hadir Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Utama Tanjung Perak, Agustinus Maun, S.T., M.T., Pejabat Pelindo Regional 3, Johanes Wahyu Hertanto selaku Regional Division Head Operasi. Sosialisasi dipimpin langsung oleh Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong, David Pandapotan Sirait.
Menurit David langkah ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk menciptakan ekosistem logistik yang lebih transparan. “Kami percaya bahwa digitalisasi dan keterbukaan informasi dalam perencanaan tambat kapal merupakan kunci dalam membangun kepercayaan dan efisiensi layanan. Konsep Berthing Priority menjadi salah satu inovasi untuk mewujudkan hal tersebut.” jelasnya.
Menanggapi konsep ini, Kepala KSOP Utama Tanjung Perak, Agustinus Maun, memberikan pandangan positif sekaligus harapan atas implementasi Berthing Priority. “Seluruh stakeholder kepelabuhanan harus berkolaborasi untuk mewujudkan ekosistem logistik yang efisien dan efektif, beruntungnya pelabuhan yang ada di wilayah tanjung perak ini memiliki visi yang sama dan terus berinovasi. Kita sudah memiliki TBS (Terminal Booking System), Berthing Priority, dan mewajibkan semua pelabuhan memiliki Bussiness Continuity Plan (BCP) agar operasional pelabuhan dapat terus berjalan lancer,” harap Agustinus
Evaluasi kinerja dan sosialisasi hari ini, tambahnya, bertujuan untuk membuka ruang diskusi dan mendengarkan secara langsung keluhan/masukan dari para cargo owner dan pihak-pihak lain yang terkait untuk bersama-sama terus melakukan perbaikan kedepannya.
Berthing Priority juga dapat meningkatkan efisiensi operasional secara menyeluruh, baik dari sisi pelayaran, pemilik barang, maupun pengelola terminal. Kemudian juga memudahkan perencanaan perawatan alat bongkar muat (crane dan peralatan pendukung lainnya), pelayanan kapal menjadi lebih terjadwal dan yang terakhir dapat mengoptimalkan utilisasi dermaga dengan perencanaan tambat yang lebih strategis dan berorientasi pada kecepatan layanan.(Fat/Mar)
