- ASDP Hadirkan Komodo Waterfront Festival 2025, Labuan Bajo Panggung Pesona Nusantara
- Udang Lokal Lebih Maknyus... Masih Jadi Primadona Masyarakat Nusantara
- SK PWI Pusat Tegaskan, Kesit Budi Handoyo Pimpin PWI DKI Jakarta 2024-2029
- 10,3 Kg Sabu Malaysia Modus Dililit di Badan, Dibongkar TNI AL di Pelabuhan Tanjung Priok
- 1 Dekade Angkutan Perintis: Layani 7,8 Juta Penumpang dan Angkut 1,3 Juta Ton Barang
- Pemuda Menyelam Hilang di Perairan Kutampi Nusa Penida, Prajurit TNI AL Turun Tangan
- Jaga Ekosistem Laut, Yuk.. Tanam Mangrove dan Cemara di Pulau Tabuhan
- Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025, Pangkoarmada II Lepas KRI Makassar-590 Menuju Wilayah 3T
- Kemenhub Dukung Konektivitas Transportasi Destinasi Pariwisata Nasional
- Kejuaraan Open Water Swimming Digelar TNI AL dan Pemprov Maluku Utara, Seru
Pengelolaan TPK Berlian Diserahkan ke Terminal Teluk Lamong, Pengusaha: Semoga Lebih Efisien

Keterangan Gambar : Terminal Petikemas yang dikelola Pelindo. Foto: TPK
Indonesiamaritimenews.com (IMN), SURABAYA: PT Pelindo Terminal Petikemas menyerahkan pengelolaan Terminal Peti Kemas (TPK Berlian) kepada PT Terminal Teluk Lamong (TTL). Hal ini diharapkan dapat menjadi langkah maju dalam pengelolaan bisnis terminal peti kemas, dan meningkatkan pelayanan.
Semula pengelolaan dilakukan oleh PT Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI). Hal tersebut merupakan bagian dari proses pemurnian bisnis yang menjadi salah satu inisiatif strategis pasca penggabungan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo.
Baca Lainnya :
- Sosialisasi P-EPROC, Pelindo Regional 4 Tingkatkan Efisiensi & Transparansi Layanan0
- Pendapatan Usaha Tumbuh 16 %, Pelindo Jasa Maritim Sahkan Laporan Tahunan Tutup Buku 20240
- Geliat Ekonomi Sulawesi, Pelindo Dorong Peran Pelabuhan Makassar jadi Gerbang Utama Ekspor KTI0
- PELNI Sabet 2 Penghargaan di ajang TJSL & CSR Award 2025 BUMN Track0
- Ini Langkah Strategis TTL Bina UMKM Sabet 4 Kategori BUMN Award 20250
Pasca serah kelola operasi, BJTI akan fokus pada bisnis pengelolaan kawasan industri yang terintegrasi dengan pelabuhan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE).
Corporate Secretary PT Pelindo Terminal Petikemas, Widyaswendra mengatakan pengelolaan TPK Berlian oleh TTL berlaku mulai 1 Juli 2025. Tanggung jawab operasional dan non operasional yang berkaitan dengan TPK Berlian sepenuhnya menjadi tugas dari TTL.
“Kegiatan operasional baik perencanaan maupun pengendalian, layanan pelanggan, layanan komersial, hubungan stakeholder dan hal lainnya yang ada di TPK Berlian menjadi tanggung jawab PT Terminal Teluk Lamong,” ungkap Widyaswendra dalam keterangan tertulisnya, Selasa (1/7/2025).
Widyaswendra menyebut perseroan telah melakukan serangkaian proses serah kelola operasi dengan perencanaan yang matang. Termasuk melakukan sosialisasi kepada seluruh pengguna jasa yang berkegiatan di TPK Berlian yang selama ini berhubungan dengan BJTI. Tak hanya kepada pelanggan, pendekatan juga dilakukan perseroan kepada seluruh pekerja BJTI.
Pengoperasian TPK Berlian menambah portofolio TTL dalam pengelolaan terminal peti kemas domestik setelah sebelumnya pada 1 Mei 2024 lalu secara resmi mengelola TPK Nilam.
“Dengan pengelolaan TPK Berlian oleh PT Terminal Teluk Lamong diharapkan dapat menjadi langkah maju dalam pengelolaan bisnis terminal peti kemas, memberikan layanan yang lebih baik kepada para pengguna jasa perusahaan,” lanjutnya.
Efisiensi dan Kualitas Layanan
Kalangan pelaku usaha pelayaran dan logistik di Surabaya memberikan respons positif terhadap PT Pelindo Terminal Petikemas, yang mengalihkan pengoperasian TPK Berlian kepada TTL. Langkah ini dinilai sah-sah saja selama membawa dampak positif terhadap efisiensi dan peningkatan layanan bagi pengguna jasa.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) Surabaya, Stenven H. Lesawengan menyatakan pengalihan pengelolaan TPK Berlian adalah bagian dari strategi internal Pelindo dalam menciptakan manajemen perusahaan yang lebih efektif.
"Langkah tersebut atau yang disebut sebagai pemurnian bisnis sah-sah saja. Dan jika hal itu bertujuan untuk tata kelola perusahaan yang lebih efektif, ini tentu sesuatu yang sangat positif," ujar Stenven.
Steven berharap langkah tersebut bisa meningkatkan efisiensi, tidak hanya dalam layanan PT Pelindo Terminal Petikemas tetapi pada seluruh ekosistem pelabuhan, termasuk dari sisi pengguna jasa. Penurunan waktu tunggu kapal dan efisiensi biaya logistik menjadi harapan utama dari pelaku usaha pelayaran.
Sementara itu, dari sisi pelaku usaha logistik, Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Surabaya, Sebastian Wibisono, juga mengakui bahwa pengalihan tersebut merupakan kewenangan penuh dari Pelindo. Namun ia mengingatkan agar peralihan ini tidak menurunkan tingkat pelayanan (service level) yang selama ini telah berjalan.
"Itu sepenuhnya wewenang PT Pelindo Terminal Petikemas. Namun kita berharap agar tidak mengubah service level," tegas Sebastian, yang akrab disapa Wibi. "Syukur-syukur kalau lebih baik lagi," sambung dia.
Menurut Wibi, yang terpenting adalah kelangsungan pelayanan kepada pengguna jasa tetap terjaga atau bahkan meningkat. Pelaku usaha logistik sangat bergantung pada stabilitas dan kepastian operasional pelabuhan dalam mendukung kelancaran distribusi barang. (Arry/Oryza)
