- BUMN Learning Festival Roadshow Perdana di Medan, Sukses Digelar Pelindo
- Program Eduwisata Pelindo Regional 2 Dukung Kemandirian Produktifitas Pondok Pesantren Ruhama
- Tiga Tahun Merger, Aset Pelindo Naik 6 % Tembus Rp 123 T Semester I Tahun 2024
- Pelindo Hadirkan Marina Kelas Dunia di Pelabuhan Benoa, Menyediakan 180 Dermaga
- Ratusan Butir Peluru dan Magazen Ditemukan Satgas Lantamal X Mengapung di Laut
- Kurir Narkoba Diringkus, 600 Gram Ganja Disita Prajurit Yonmarhanlan X Jayapura
- Ini Pengurus Pusat Corps Alumsi AMC Hasil Munas III Palangkaraya
- Perdana, 50 Yachters 11 Negara Sandar di BMTH Pelindo
- Presiden Jokowi Dianugerahi Brevet Hiu Kencana di Kapal Perang KRI RJW-992
- Juara Tenis Meja Empat Purnawirawan TNI AL, Tekuk Tim Pemuda, Pantas Dapat Reward Ketum PPAL
Jumat Keramat KPK, Syahrul Yasin Limpo Ditahan dengan Sederet Tuduhan
Keterangan Gambar : Syahrul Yasin Limpo ditahan KPK. Foto: ist
Indonesiamaritimenews.com (IMN), JAKARTA: Setelah 24 jam pasca ditangkap, mantan Menteri Pertanian Syahrul akhirnya ditahan KPK, Jumat (13/10/2023). Dia ditahan sehari setelah ditetapkan sebagai tersangka.
Syahrul Yasin Limpo menjadi tersangka kasus dugaan korupsi yakni pemerasan dalam jabatan, gratifikasi, dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) di lingkungan Kementerian Pertanian yang dia pimpin.
Baca Lainnya :
- Kabaharkam Komjen Fadil Blusukan ke Papua, Tanam Jagung Bersama Petani0
- Jadi Tersangka Dugaan Korupsi, Syahrul Yasin Limpo Janji Kooperatif0
- Dugaan Pemerasan Syahrul Yasin Limpo, Rumah Ketua KPK Firli Bahuri Diisukan Digeledah Polisi0
- Kawal Pengamanan KTT AIS Forum 2023, Korlantas Polri Siapkan 103 Kendaraan Listrik0
- Cegah Penimbunan dan Jaga Stabilitas Harga, Satgas Pangan Polri Lakukan Ini0
Sebelum ditangkap KPK pada Kamis (12/10) malam di sebuah apartemen di Jakarta Selatan, Syahrul Yasin Limpo (SYL) sempat pulang ke kampung halamannya di Makassar, Sulsel, selama satu hari. Dia menemui ibundanya yang sedang sakit.
Kembali ke Jakarta, Syahrul ditangkap pada Kamis malam di sebuah apartemen di kawasan Jakarta Selatan. Setelah 24 jam pasca penangkapan dan menjalani pemeriksaan marathon, Jumat malam politisi Partai Nasdem ini ditahan. Seperti sejumlah tersangka lainnya, Syahrul ditahan pada 'Jumat keramat'.
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (13/10/2023) mengatakan penahanan Syahrul Yasin Limpo dilakukan selama 20 hari ke depan.
"Untuk kebutuhan penyidikan lebih lanjut, tim penyidik menahan tersangka SYL (Syahrul Yasin Limpo) untuk 20 hari pertama,” kata Alexander.
TARIK UPETI
Syahrul dituduh memerintahkan dua anak buahnya untuk menarik upeti kepada bawahannya di unit eselon I dan II Kementan. Dua anak buahnya, yakni ekretaris Jenderal (Sekjen) Kementan Kasdi Subagyono dan Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Muhammad Hatta sudah lebih dulu jadi tersangka.
KPM menyebutkan, uang yang dikumpulkan oleh anak buah Syahrul disetorkan setiap bulan secara rutin dengan kisaran besaran mulai 4.000 dollar Amerika Serikat (AS) sampai dengan 10.00 dollar AS.
Perbuatan ini diduga telah dilakukan sejak 2020 hingga 2023. Temuan awal KPK, jumlah uang yang ditarik Syahrul, Kasdi, dan Hatta mencapai Rp 13,9 miliar. Hasil penyidikan KPK, uang itu digunakan antara lain untuk pembayaran cicilan kartu kredit dan cicilan pembelian Alphard milik Syahrul.
Sementara itu Syahrul Yasin Limpo mengatakan ia akan mengikuti proses hukum yang berlaku. Ia juga menilai KPK sudah prosesional dalam menangani kasus ini.
"Saya akan mengikuti semua proses hukum yang ada, dan tentu saja akan mengedepankan juga hak-hak saya secara aturan yang ada. Saya berharap, biarkan saya berproses secara baik dalam peradilan," kata Syahrul sesaat sebelum ditahan.
Mantan Gubernur Sulawesi Selatan ini juga berharap agar asas praduga tak bersalah tetap dijunjung tinggi. "Saya juga memiliki hak untuk membuktikan apa yang ada dan saya miliki. Mohon aku diberi kesempatan untuk itu," ucap dia.
Sepwrti diketahui, dalam kasus ini KPK mengamankan uang sekitar Rp 30 miliar di rumah dinas Syahrul di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan. Selain itu ditemukan juga 12 pucuk senjata api.
Para tersangka dijerat dengan Pasal 12 huruf e dan Pasal 12 B Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 Ayat 1 ke 1 KUHP.
Syahrul Yasin Limpo juga dijerat dengan Pasal 3 dan 4 Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. (Riz/Oryza)