Kampung Jemuran, yang Tersisa dari Banjir di Bogor

By Indonesia Maritime News 05 Apr 2024, 06:55:25 WIB Sorot
Kampung Jemuran, yang Tersisa dari Banjir di Bogor

Keterangan Gambar : Salah satu permukiman yang terdampak banjir cukup parah adalah warga Blok A sampai L,  Perumahan Vila Bogor Indah 2, yang termasuk ke wilayah Ciparigi,  Bogor Utara Kota Bogor tampak jalan dipenuhi jemuran warga yang terdampak banjir. Foto: Property of Indonesiamaritimenews.com/HS



Indonesiamaritimenews.com (IMN): "Tolong pejabat-pejabat yang peduli  melihat ini. Ciparigi jadi lautan, "

Suara perempuan itu terdengar dari sebuah tayangan video yang dibagikannya di kanal youtube,  Senin (25/3) 2024. 

Baca Lainnya :

Dalam video singkat itu terekam suasana  banjir yang melanda kawasan Ciparigi,  Kecamatan Bogor Utara,  Kota Bogor.  

Jalan-jalan di pemukiman berubah menjadi sungai berarus deras.  Dengan perkasanya air berwarna kecoklatan berlumpur itu melabrak apa saja yang menghadangnya. 

Air masuk ke dalam rumah lalu menghanyutkan dan merendam perabotan, furnitur,  pakaian, peralatan elektronik, sampai kendaraan bermotor roda dua dan empat.  

Sehari sebelumnya,  hujan badai memang melanda Kota Bogor. Saat menjelang azan magrib dan warga hendak berbuka puasa,  pada Minggu (24/3). 

Sejumlah titik di kota Bogor dilanda banjir, pohon tumbang,  dan tanah longsor. 

Salah satu permukiman yang terdampak banjir cukup parah adalah warga Blok A sampai L,  Perumahan Vila Bogor Indah 2, yang termasuk ke wilayah Ciparigi,  Bogor Utara Kota Bogor. 

Titik ini memang setiap tahun menjadi langganan banjir. Salah satu sebabnya,  posisnya yang berada di cekungan dan jauh lebih rendah dibanding lokasi lain di perumahan yang dibangun pada 2016 ini.  

Akibatnya, air hujan dari daerah sekitarnya mengalir dan tumpah ke lokasi ini.  Puluhan rumah dan harta benda warga pun terendam. 

Menurut keterangan yang dihimpun dari lokasi banjir, Kamis (28/3), hujan yang turun sejak pukul 17.30 WIB pada hari Minggu itu bertambah deras hingga menjelang azan magrib saat menjelang umat Muslim berbuka puasa. 

Warga menilai,  banjir kali ini  jauh lebih besar dibanding tahun lalu.  Air yang biasanya hanya lewat  di jalan  setinggi setengah meter atau masuk ke rumah sebatas mata kaki, saat Itu sampai merendam rumah hingga sebatas pinggang orang dewasa. 

Tingginya debit air,  ditambah warga bersiap berbuka puasa, membuat sebagian besar warga tak sempat menyelamatkan harta mereka.  

Juliana,     warga yang telah tinggal di sana sejak 2017, harus mengikhlaskan satu mobil  dan motornya rusak terendam air.

Kerugian itu  belum termasuk peralatan elektronik seperti lemari es,  mesin cuci, spring bed, dan  mebel,  yang tak bisa dipakai lagi karena terendam air dan penuh lumpur.  

"Bila dihitung semua,  kerugian saya mencapai ratusan  juta," kata dosen di sebuah perguruan tinggi swasta di Bogor itu pasrah.  

Bersama keluarganya, ibu dua anak itu beberapa hari ini sibuk membersihkan sisa  lumpur dan sampah yang masih terserak di rumahnya. 

Beberapa peralatan rumah tangga yang masih bisa diselamatkan seperti karpet,  kursi,  dan lainnya dicuci dan dijemur di luar rumah. 

Sementara,  kulkas dan mesin cuci yang rusak terpaksa dijual kepada pengepul rongsokan agar tak memenuhi rumah. 

"Dulu saya beli mesin cuci baru lima juta rupiah.  Sekarang dibeli tukamg rongsok cuma tiga puluh ribu rupiah, " kata seorang warga lain.  

Kegiatan warga yang mencuci dan menjemur ini menjadi pemandangan seragam di sepanjang blok perumahan ini.

Jalan di depan rumah yang biasanya bisa dilalui roda empat, kali ini dipenuhi jemuran korban banjir.  

Apa boleh buat,  habis banjir terbitlah Kampung Jemuran. Entah sampai kapan Kampung Jemuran ini akan berakhir. Pasalnya,  langit Bogor masih sering disiram hujan lebat. 

"Kalau langit sudah gelap saya selalu cemas akan turun hujan lebat lagi," kata Juliana  dengan nada cemas. (Herman Syahara/***")




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook