- KKP Percepat Perizinan Industri Hulu Migas, Ini Tujuannya
- Indonesian Cultural Day, Satgas MTF TNI Konga Kenalkan Budaya dan Kuliner Nusantara ke Pelajar Leban
- Pidato di SPIEF 2025 Rusia, Presiden Prabowo Suarakan Kolaborasi Hadapi Geopolitik Global
- Layani Rute Singapura, IPC TPK Tambah Armada Baru Perkuat Layanan Logistik
- ASEAN Ports and Logistics 2025, Pelindo Dorong Sinergi Maritim Asia Tenggara
- KKP Tangkap 53 Kapal Ikan Ilegal Fishing, 44 Rumpon Diamankan, Rp1 Triliun Diselamatkan
- Bakal Seru, Kasal Cup Olahraga Perairan 2025 Segera Digelar di Jakarta, Ini yang Dilombakan
- KMP Jatra II Layani Nias: ASDP Dorong Geopark Dunia dari Barat Nusantara
- Seminar KIP di Universitas Mercu Buana, Gen Z Harus Melek Informasi Publik
- Geger Kapal Induk Amerika USS Nimitz Lintasi Indonesia Matikan Sinyal, Begini Penjelasan TNI AL
Ini Langkah Pelindo Bangun Hub Logistik dan Rantai Pasok di Kuala Tanjung

Keterangan Gambar : Pelindo menggenjot pengembangan kawasan industri terintegrasi pelabuhan di Kuala Tanjung. Menjadi Indonesia Logistic and Supply Chain Hub di Sumatera bagian Utara. Fotoi: Humas Pelindo
Indoneaiamaritimenewa.com (IMN), JAKARTA: Sejumlah langkah strategis diambil PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo untuk mempercepat pengembangan Kawasan Industri Kuala Tanjung (KIKT) yang terintegrasi dengan Pelabuhan Kuala Tanjung. Kawasan yang terletak di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, ini dibangun dan dikelola PT Prima Pengembangan Kawasan (PPK), anak perusahaan Pelindo.
Baca Lainnya :
- Gelar Berbagai Lomba, Pelindo Jasa Maritim Tanamkan Kesadaran K30
- Lampu Hijau Kemenhub, Pertamina Ubah TUKS Pelabuhan Balikpapan0
- Manfaatkan Kecerdasan Buatan, Pekerja Terminal Petikemas Surabaya Latihan AI Tools0
- Ini Langkah Kemenhub-Pelindo Genjot Kelancaran Logistik di Indonesia Timur0
- Ini Program TJSL Pelindo Multi Terminal, Pembangunan Berkelanjutan 20240
Kawasan Industri Kuala Tanjung ini hanya berjarak satu kilometer dengan Pelabuhan Kuala Tanjung. “Tahun lalu, PT Prima Pengembangan Kawasan sudah membebaskan lahan seluas 57 hektare dalam satu hamparan,” kata Direktur Utama Subholding PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL) Joko Noerhudha dalam keterangan tertulis, Senin (5/2/2024).
Mulai awal Tahun 2024, PT PPK akan fokus pada pekerjaan pembersihan lahan dan pematangan lahan yang sudah dibebaskan. “Ini merupakan tahap pertama dari tiga fase pengembangan KIKT,” tambah Joko.
Dua fase berikutnya adalah pekerjaan pembangunan pintu gerbang dan jalan masuk, serta fase pekerjaan infrastruktur dasar. Bersamaan dengan pengembangan kawasan industri tersebut, PT PPK juga gencar mempromosikan dan memasarkan KIKT melalui berbagai forum kegiatan investasi. Salah satunya adalah dalam North Sumatera Invest Promotion Forum 2023 di Jakarta pada 21 Agustus 2023 lalu.
EFISIENSI BIAYA LOGISTIK
Sementara itu Direktur Utama PT Pelindo (Persero) Arif Suhartono mengatakan, pelabuhan dan industri terintegrasi akan menciptakan efisiensi.
“Pelabuhan dan industri yang terintegrasi akan membuat industri jauh lebih efisien karena tidak ada lagi additional cost yang dikeluarkan untuk transportasi,” kata Arif Suhartono. Selain itu, pengiriman barang ke pelabuhan maupun dari pelabuhan juga jauh lebih cepat.
Arif menjelaskan, Pelindo akan terus mendorong terjadinya well-connected ecosystem antara pelabuhan dengan kawasan industri (hinterland) untuk memperlancar arus barang. “Salah satu tujuannya adalah menciptakan biaya logistik yang lebih efisien dan mendorong penguatan ekonomi kawasan,” sambung Arif.
GANDENG TIGA PIHAK
Untuk mengembangan KIKT, Pelindo menjajaki kerja sama strategis dengan tiga pihak. Pertama, Pelindo berencana meningkatkan kepemilikan saham di PT Prima Tangki Indonesia (PTI) sebagai langkah awal menjadikan Kuala Tanjung sebagai transhipment hub untuk produk curah. Saat ini, PT Pelindo memiliki 20 persen saham di PT PTI.
Perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi dan pergudangan ini memiliki tanki timbun dengan kapasitas total sebesar 100 ribu metrik ton (MT). Sejak akhir November 2019, PT PTI resmi menjadi Penyelenggara Pusat Logistik Berikat. Status ini akan menguntungkan pelanggan karena berbagai fasilitas dan kemudahan, terutama di bidang kepabeanan dan cukai.
Selain itu, kata Arif menjelaskan, Pelindo juga sedang menjajaki kerja sama pemanfaatan lahan Kawasan Industri Kuala Tanjung dengan PT IBC (PT Indonesia Battery Company), dan kerja sama potensial di Kuala Tanjung dengan Zhejiang Provincial Seaport Investment & Operation Group Co. Ltd. (China).
Pengembangan Pelabuhan dan Kawasan Industri Kuala Tanjung ini melibatkan PT Prima Multi Terminal yang mengelola pelabuhan dan PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL) yang membangun KIKT. Pelabuhan Kuala Tanjung sekarang fokus pada pengelolaan produk curah.
Dalam jangka panjang, Pelabuhan Kuala Tanjung dan Kawasan Industri Kuala Tanjung akan menjadi Indonesia Logistic and Supply Chain Hub. Potensi pasarnya memang sangat besar. Saat ini, di Kuala Tanjung sudah banyak berdiri banyak perusahaan pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) dan turunannya serta industri pemurnian logam (smelter).
Beberapa di antaranya adalah PT Multimas Nabati Asahan (Grup Wilmar) dan PT Dombas Mas. Pabrik-pabrik ini antara lain mengolah minyak kelapa sawit (CPO) menjadi fatty acid, fatty alcohol, palm kernel dan minyak goreng. Sedangkan pabrik pengolahan logam antara lain PT Inalum (Persero), PT Dairi Prima Mineral, dan PT Asahan Alumi. (Arry/Oryza)
