- ASDP Hadirkan Komodo Waterfront Festival 2025, Labuan Bajo Panggung Pesona Nusantara
- Udang Lokal Lebih Maknyus... Masih Jadi Primadona Masyarakat Nusantara
- SK PWI Pusat Tegaskan, Kesit Budi Handoyo Pimpin PWI DKI Jakarta 2024-2029
- 10,3 Kg Sabu Malaysia Modus Dililit di Badan, Dibongkar TNI AL di Pelabuhan Tanjung Priok
- 1 Dekade Angkutan Perintis: Layani 7,8 Juta Penumpang dan Angkut 1,3 Juta Ton Barang
- Pemuda Menyelam Hilang di Perairan Kutampi Nusa Penida, Prajurit TNI AL Turun Tangan
- Jaga Ekosistem Laut, Yuk.. Tanam Mangrove dan Cemara di Pulau Tabuhan
- Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025, Pangkoarmada II Lepas KRI Makassar-590 Menuju Wilayah 3T
- Kemenhub Dukung Konektivitas Transportasi Destinasi Pariwisata Nasional
- Kejuaraan Open Water Swimming Digelar TNI AL dan Pemprov Maluku Utara, Seru
Tingkatkan Daya Saing Produk Perikanan Berkelanjutan, KKP Gandeng WWF

Keterangan Gambar : Dirjen PDSPKP, Budi Sulistiyo (kiri) dan Direktur Program Kelautan dan Perikanan WWF Indonesia (kanan) menandatangani perjanjian kerja sama di kantor KKP, Kamis (6/3/2025). Foto: KKP
Indonesiamaritimenews.com (IMN), JAKARTA: Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Yayasan World Wildlife Fund (WWF) Indonesia sepakati kerja sama penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan, terutama terkait peningkatan kesadaran publik terhadap produk perikanan berkelanjutan.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo mengungkapkan kolaborasi ini sejalan dengan visi pemerintah dalam mendorong industri perikanan yang berkelanjutan dan kompetitif.
Baca Lainnya :
- Gerakan Bersih Poka Pantai, 300 Kg Sampah Setiap Bulan Dikumpulkan KKP dari Pantai Ambon0
- Tersedia Ikan 1,06 Juta Ton, KKP Siapkan Strategi Amankan Ikan Ramadan & Lebaran0
- KKP Godok Kebijakan Kawasan Hilirisasi Hasil Kelautan dan Perikanan, Ini Fungsinya0
- Selama Bulan Puasa, KKP Pastikan Stok dan Harga Ikan Stabil0
- Bantu Warga Cilincing, PELNI Sumbang Mesin Pengolah Limbah Kerang Hijau0
Dia berharap kemitraan ini dapat memberikan dampak nyata bagi pelaku usaha perikanan, khususnya skala mikro dan kecil. "Sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memilih produk perikanan yang bertanggung jawab," ujar Budi usai penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS), Kamis (6/3/2025).
Budi menjelaskan, melalui kerja sama ini kedua pihak akan berkolaborasi dalam mendukung penguatan akses dan pemenuhan standar pasar produk perikanan berkelanjutan. Selain itu, kampanye penyadartahuan publik juga akan digencarkan untuk mendorong peran konsumen dalam mendukung perikanan berkelanjutan.
Dia menambahkan, kerja sama ini juga mencakup beberapa rencana kerja strategis, di antaranya mendukung penyediaan data dan informasi terkait tangkapan sampingan (bycatch) mamalia laut guna memenuhi regulasi perdagangan Amerika Serikat terkait Marine Mammals Protection Act (MMPA), serta persyaratan pasar lainnya.
Selain itu, kerja sama ini juga akan mendorong peningkatan kapasitas dan kompetensi pelaku usaha dalam standar produk perikanan yang tertelusur dan berkelanjutan melalui kegiatan pembinaan dan pendampingan usahanya.
Dukungan lainnya adalah pemenuhan persyaratan ekspor udang tangkap ke Amerika Serikat, “Termasuk mengembangkan program sustainable livelihood bagi nelayan dan pembudidaya ikan," terang Budi.
Perikanan Berkelanjutan
Sementara perwakilan WWF, Dewi Lestari Yani Rizki menegaskan pentingnya keterlibatan berbagai pihak dalam menjaga ekosistem laut yang sehat. Dia menegaskan WWF-Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung upaya penguatan perikanan berkelanjutan di Indonesia.
Dikatakannya, kerja sama ini akan menjadi langkah strategis dalam memastikan bahwa praktik perikanan yang baik dapat diterapkan secara luas. Melalui kerja sama tersebut, Dewi berharap produk perikanan Indonesia dapat semakin dikenal di pasar global sebagai produk yang berkualitas dan berkelanjutan,
"Kami juga ingin mendukung kesejahteraan nelayan serta pelaku usaha perikanan di Tanah Air," jelas Dewi.
Rencananya, perjanjian ini akan berlaku selama lima tahun dari 2025 hingga 2030. Dengan kemungkinan perpanjangan berdasarkan evaluasi tahunan.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan komitmen Indonesia untuk memanfaatkan sumber daya kelautan dan perikanan melalui pendekatan yang menjunjung tinggi prinsip keberlanjutan lingkungan, keadilan sosial, dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif. (Arry/Oryza)
