- Tingkatkan Keselamatan Pelayaran Kemenhub Revalidasi 36 Auditor Keselamatan Kapal
- Dorong Penguatan Ekosistem Perikanan, Pelindo dan Pindad Teken Kerjasama
- Penyebab Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Diselidiki KNKT, Tidak Ada Black Box
- Dukung Kejayaan Pelaut Indonesia Kemenhub Tingkatkan Kualitas Diklat Kepelautan
- Word Water Forum di Bali, Indonesia Perjuangkan 4 Poin
- WWF 2024, Menteri Trenggono Galang Dukungan Global Pengelolaan Perairan Berkelanjutan
- Dear Awak Kapal, Standar Gaji Pokok Kini Sedang Digodok Pemerintah
- Hadapi Ancaman Keamanan Maritim, Personel RSO Harus Dibekali Langkah Mitigasi
- Pesawat Cessna Jatuh di Lapangan Sunburst BSD Serpong, 3 Penumpang Tewas
- Perekrutan dan Penempatan Awak Kapal, Perusahaan Jasa Harus Pahami Aturan
Miris! Tragedi Kanjuruhan Renggut Nyawa 33 Anak
Keterangan Gambar : Tragedi Stadion Kanjuruhan .Foto:Ist
Indonesiamaritimenews.com (IMN),JAKARTA :Tragedi Stadion Kanjuruhan yang menewaskan 125 orang, bukan hanya merenggut nyawa orang dewasa namun juga anak-anak. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mencatat ada 33 direnggut maut, seorang di balita berusia 4 tahun.
Dikutip dari Antara, korban terdiri dari 8 anak perempuan dan 25 anak laki-laki. "Tiga puluh tiga anak meninggal dunia (terdiri atas) delapan anak perempuan dan 25 anak laki-laki, dengan usia antara empat tahun sampai 17 tahun," kata Nahar, Deputi Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA.
Sementara itu Komnas HAM menduga ada kekerasan terhadap penonton dalam peristiwa ricuh di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, usai laga Arema FC vs Persebaya yang berakhir 2-3. Tindakan kekerasan terekam video yang beredar luas di masyarakat.
Baca Lainnya :
- Buntut Tragedi Kanjuruhan Tewaskan 125 Orang, Kapolres Malang Dicopot0
- Akhirnya Diusung Nasdem Sebagai Capres 2024, Anies Baswedan: Bismillah0
- Harga Emas Bergerak Naik, Ini Riciannya0
- Penggunaan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan Dinilai Langgar Prosedur FIFA, Kapolri Janji Mengusut0
- Ini Pernyataan Presiden FIFA Soal Tragedi Sepak Bola di Stadion Kanjuruhan Malang0
KOMISIONER
Pemantauan/Penyelidikan Komnas HAM, Mohammad Choirul Anam, mengatakan dari kesaksian beberapa korban dan informasi yang diperoleh memang ada kekerasan terhadap suporter yang turun ke lapangan. Tindakan tersebut terekam dalam video yang beredar luas. Bentuk kekerasan yang terlihat jelas antara lain pemukulan dan sabetan oleh petugas dengan memakai tongkat, serta tendangan kungfu oleh aparat berseragam.
Bahkan ada suporter yang sedang berjalan kaki di pinggir lapangan pun terkena tindakan kekerasan. "Ada yang kena tendangan kungfu di lapangan. Nah, kekerasan masih dilakukan aparat keamanan dan itu tidak hanya kami Komnas HAM yang melihat, tapi kita semua bisa melihatnya sendiri dari tayangan video itu,” kata Choirul Anam dalam jumpa pers di kantor Arema FC, Kota Malang, Jawa Timur, Senin, 3 Oktober 2022.
Komnas HAM juga mengkritik penggunaan gas air mata. "Jika tak ada gas air mata, mungkin tidak akan terjadi kekacauan," tandas Anam. Komnas HAM akan melakukan investigasi mendalam soal anatomi stadion, cerita saat itu, serta pascapertandingan dengan menemui sejumlah saksi dan para korban.
Diberitakan indonesiamaritimenews.com sebelumnya, kericuhan terjadi usai laga Derby Jatim antara Arema FC vs Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3. Aremania (sebutan suporter Arema FC) kecewa dengan kekalahan pada laga Liga 1 2022 pekan ke-11 yang digelar di Stadion Kanjuruhan Malang, (1/10/2022). Kekacauan terjadi setelah ribuan penonton turun ke lapangan. Polisi melepaskan gas air mata hingga suasana kian kacau akibat penonton berebut keluar stadion. Sebanyak 125 orang tewas termasuk 2 polisi, akibat terinjak-injak dan sesak nafas. (Arry/Rizki)