- ASDP Hadirkan Komodo Waterfront Festival 2025, Labuan Bajo Panggung Pesona Nusantara
- Udang Lokal Lebih Maknyus... Masih Jadi Primadona Masyarakat Nusantara
- SK PWI Pusat Tegaskan, Kesit Budi Handoyo Pimpin PWI DKI Jakarta 2024-2029
- 10,3 Kg Sabu Malaysia Modus Dililit di Badan, Dibongkar TNI AL di Pelabuhan Tanjung Priok
- 1 Dekade Angkutan Perintis: Layani 7,8 Juta Penumpang dan Angkut 1,3 Juta Ton Barang
- Pemuda Menyelam Hilang di Perairan Kutampi Nusa Penida, Prajurit TNI AL Turun Tangan
- Jaga Ekosistem Laut, Yuk.. Tanam Mangrove dan Cemara di Pulau Tabuhan
- Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025, Pangkoarmada II Lepas KRI Makassar-590 Menuju Wilayah 3T
- Kemenhub Dukung Konektivitas Transportasi Destinasi Pariwisata Nasional
- Kejuaraan Open Water Swimming Digelar TNI AL dan Pemprov Maluku Utara, Seru
Forum LME Athena Ke-24, Indonesia Angkat Capaian Program PIK dan Program Nelayan Kecil

Keterangan Gambar : Tenaga Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Perlindungan Nelayan dan Awak Kapal Perikanan, Mohammad Abdi Suhufan (kanan) dan Ketua Tim Pengarah (Katimja) Pemantauan di atas Kapal Perikanan Ditjen Perikanan Tangkap, Dodiet Rachmadi Slamet (kiri). Foto: property of indonesiamaritimenews.com
Indonesiamaritimenews.com (IMN), JAKARTA: Indonesia memaparkan berbagai pencapaian bidang kelautan dan perikanan dalam forum 24th Annual Large Marine Ecosystem (LME) and Coastal Partners Conference di Yunani. Mulai dari isu gender hingga kebijakan PIK (Penangkapan Ikan Terukur) dibahas Indonesia dalam forum ini.
Forum LME and Coastal Partners Conference berlangsung pada 14-16 Mei 2025 di Athena, Yunani. LME adalah wilayah laut termasuk di antaranya wikalah pesisir. Di dunia terdapat 66 LME yang setiap tahun menghasilkan 80 persen biomassa perikanan laut.
Baca Lainnya :
- Indikasi Geografis Dongkrak Daya Saing Global, Produk Kelautan Indonesia Kian Berkilau0
- Lindungi Ekosistem Laut Pandeglang, KKP Ajak Masyarakat Lepasliarkan Penyu dan Ikan Badut0
- Tampil di SEG 2025 Barcelona, Tuna Ramah Lingkungan Hasil Laut Indonesia Bidik Pasar Dunia0
- Awas Eksploitasi Brutal, Trenggono: 65% Coral Triangle di Indonesia, Jaga 2.000 Spesies Ikan0
- Hari Terumbu Karang Menteri KP Ajak Memajukan Konservasi Laut0
Di Indonesia berfungsi sebagai pusat keanegaragaman hayati. LME di Indonesia memiliki luas sekitar 2,13 juta km2 yang merupakan rumah dari 10,8 persen terumbu karang dunia dan lebih dari 600 spesies karang.
Tenaga Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Perlindungan Nelayan dan Awak Kapal Perikanan, Mohammad Abdi Suhufan menjelaskan, pertemuan LME and Strategic Partner 2025, merupakan pertemuan kunci dari GEF Secretariat.
"Pertemuan LME and Strategic Partner 2025, merupakan pertemuan kunci dari GEF Secretariat dengan maksud membahas Portofolio GEF9, bersama dengan mitra strategis dan juga perwakilan negara undangan,” jelas Abdi.
Di forum tersebut KKP memaparkan pencapaian strategis proyek Global Environment Facilities (GEF) 6 Coastal Fishieries Initiative (CFI) Indonesia. Proyek ini merupakan upaya untuk membuat model perikanan berbasis ekosistem yang nantinya dapat direplikasi di tingkat nasional hingga internasional.
Abdi menjelaskan, proyek ini merupakan salah satu implementasi kebijakan penangkapan ikan terukur (PIT) dalam menghadapi tantangan pengelolaan perikanan berkelanjutan pada tingkat global.
Dalam pertemuan tersebut, sambung Abdi, capaian KKP mendapat apresiasi dai sejumlah pihak baik dari pendonor dalam hal ini UNDP maupun dari GEF. Dalam forum tersebut GEF Secretariat mengapresiasi berbagai pembelajaran terbaik projek GEF-6, fasilitas program strategis KKP melalui Penangkapn Ikan Terukur (PIK) dan juga penetapan MPA baru di Pulau Buru.
Apresiasi tersebut baik itu kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam mengelola sumber daya ikan hingga perlindungan ke nelayan kecil.
Dampak GEF-6
Sementara itu Ketua Tim Pengarah (Katimja) Pemantauan di atas Kapal Perikanan Ditjen Perikanan Tangkap, Dodiet Rachmadi Slamet mengungkapkan KKP melalui inisiatif GEF-6 memberi dampak bagi nelayan skala kecil.
Dodiet mengungkapkan capaian teknis GEF6 bagi nelayan skala kecil. Dari total
5.238 nelayan, 3.522 di antaranya nelayan pria menjadi penerima manfaat proyek CFI Indonesia. Sedangkan 30 nelayan terafiliasi VMS (Vessel Monitoring System).
Dampak lainnya yaitu;
- 109 nelayan telah memiliki sertifikasi pelatihan dasar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan 78 persen penempatan
- 58 Kelompok Usaha Bersama (KUB) telah terbentuk dengan total anggota kurang lebih 430 nelayan
- 150 nelayan telah terfasilitasi dan terlindungi asuransi keselamatan BPJS Ketenagakerjaan.
Ditambahkan Dodiet, GEF6 juga berdampak bagi perempuan nelayan. Ia mengungkapkan capaian teknis bagi perempuan nelayan yaitu:
- Sebanyak 1.637 wanita nelayan telah menerima pemberdayaan mata pencaharian dan peningkatan kapasitas;
- Perempuan nelayan telah mampu menghasilkan 1.927 produk olahan perikanan
- Total penerimaan pendapatan kelompok binaan tahun 2024 senilai Rp111,8 juta atau meningkat 193 persen dari tahun 2023 (Rp38 juta).
- Sebanyak 1.737 produk ecoprint
- Telah terbentuk lebih dari 28 kelompok usaha perempuan
Dodiet menambahkan, pihaknya membantu manajemen cara bekerja perempuan nelayan dengan kelompok. "Kita masih lakukan diversifikasi usaha dari industri hilir,” kata Dodiet.
Dia menjelaskan, bantuan bimbingan yang diberikan mulai dari hulu hingga hilir sampai pemasaran. Bimbingan diberikan mulai dari pengolahan produk olahan ikan, pengemasan, sertifikasi halal hingga pemasaran.
Di akhir penjelasannya, Abdi mengatakan Indonesia punya modalitas untuk membangun negeri. "Modalitas itu ada di pesisir dan ada di pulau-pulau kecil," tegas Abdi.
Sedangkan Dodiet mengatakan, GEF-6 diharapkan memberikan dampak yang sangat positif bagi program-program KKP terkait dengan kebijakan PIK (Penangkapan Ikan Terukur) maupun penambahan luasan lahan konservasi. (Arry/Oryza)
