- Jaga Ekosistem Laut, Yuk.. Tanam Mangrove dan Cemara di Pulau Tabuhan
- Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025, Pangkoarmada II Lepas KRI Makassar-590 Menuju Wilayah 3T
- Kemenhub Dukung Konektivitas Transportasi Destinasi Pariwisata Nasional
- Kejuaraan Open Water Swimming Digelar TNI AL dan Pemprov Maluku Utara, Seru
- Festival Anak Shaleh Indonesia 2025 Dihadiri Danlanudal Sabang
- Penyelundupan 31 Kg Sabu Digagalkan Tim Terpadu TNI AL dan Polda Riau di Pelabuhan Roro Dumai
- Restrukturisasi Pengurus, Kesit: PWI Jaya Rumah Bersama, Nyalakan Semangat Persaudaraan
- Layanan Adhoc ke Tiongkok, OVP Shipping dan IPC TPK Perkuat Jalur Dagang Asia
- Wisuda Universitas Hang Tuah, Kasal Apresiasi Akreditasi Unggul Sejumlah Program Studi
- Tangani Krisis Sampah, Pelindo Terminal Petikemas Gandeng Universitas Lambung Mangkurat
Terminal Teluk Lamong Luncurkan System Berthing Priority, Inovasi Atur Jadwal Tambat Kapal

Keterangan Gambar : Kepala KSOP Utama Tanjung Perak, Agustinus Maun, Division Head Operasi Regional 3, Johanes Wahyu dan Dirut PT Terminal Teluk Lamong, David P. Sirait meluncurkan standard operation procedures (SOP) Berthing Priority untuk kapal curah kering. Foto: TTL
Indonesiamaritimenews.com (IMN), JAKARTA: Dalam upaya meningkatkan kualitas layanan operasional curah kering, PT Terminal Teluk Lamong (TTL) secara resmi meluncurkan standard operation procedures (SOP) Berthing Priority untuk kapal curah kering.
Penandatanganan SOP ini dilakukan pada Rabu, 30 April 2025 oleh Kepala KSOP Utama Tanjung Perak, Agustinus Maun, Division Head Operasi Regional 3, Johanes Wahyu dan Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong, David P. Sirait.
Baca Lainnya :
- Bijak Gunakan Medsos, Pegawai Terminal Teluk Lamong Ikuti Sosialisasi0
- Kontribusi Pelindo Petikemas Setor ke Negara Rp1,94 Triliun0
- Pelindo Multi Terminal Mencatat Pelayanan Angkutan Lebaran Tahun 2025 Sukses Meningkat 6 %0
- Moncer, Arus Petikemas Triwulan I Tahun 2025 PTP Naik 6,57 %0
- Jangan Saling Tunjuk, Kolaborasi Stakeholders Kunci Pelabuhan Tanjung Priok Kondusif0
Sistem Berthing Priority merupakan inovasi dalam mekanisme penjadwalan tambat kapal yang mengatur urutan sandar berdasarkan booking yang disampaikan oleh Cargo Owner/Shipping Agent sebelum/setelah kapal berangkat dari pelabuhan muat (loading port).
Sistem Berthing Priority ini akan menggantikan metode sebelumnya, yaitu First In First Out (FIFO) atau First In First Serve, yang dinilai kurang optimal dalam menjawab tantangan operasional terkini.
Kepala KSOP Utama Tanjung Perak Surabaya, Agustinus Maun dalam sambutannya menyampaikan harapannya untuk SOP ini dapat segera diimplementasikan sehingga penyandaran kapal dapat diplanning dengan baik, kegiatan pandu tunda juga berjalan dengan lancar.
“Ini merupakan inovasi yang agile, SOP ini efektif untuk menunjang kelancaran operasional di Terminal Teluk Lamong. Inovasi seperti ini perlu terus dilakukan untuk meningkatkan daya saing produk Nasional dan memperkuat sistem logistik Indonesia” ujar Agustinus.
Penerapan SOP Berthing Priority ini telah melalui tahap uji coba sejak Oktober 2024. Hasil implementasi menunjukkan penurunan signifikan pada waktu tunggu tambat kapal (waiting time to berth), dari rata-rata 8,9 hari mejadi 1,6 hari pada penjadwalan tambat Mei 2025.
Dari perspektif pengguna jasa, system ini memberikan berbagai manfaat seperti penurunan resiko denda demurrage, efisiensi konsumsi BBM melalui pengaturan kecepatan pelayaran yang disesuaikan, serta potensi memperoleh dispatch dari pihak charterer atas percepatan proses bongkar muat.
Kepastian Waktu Bongkar
Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong, David Pandapotan Sirait mengungkapkan, sistem ini bentuk komitmen TTL dalam memberikan layanan yang unggul dan efisien bagi seluruh stakeholder.
“Melalui system Berthing Priority yang diterapkan secara transparan, efisien, dan efektif, kapal curah kering di terminal kami mendapatkan kepastian waktu untuk melakukan proses bongkar” ujar David.
TTL telah menyiapkan dermaga curah kering dengan panjang 250 meter, dilengkapi fasilitas modern 2 unit Grab Ship Unloader (GSU), 4 unit Excavator, 2 unit Wheel Loader dan Conveyor system yang langsung terhubung dengan gudang penyimpanan. Memiliki kedalaman perairan mencapai LWS -14 meter dan kapasitas bongkar mencapai 4.000 ton/jam, fasilitasi ini sangat mendukung pelayanan bongkar yang cepat dan efisien.
Keberhasilan implementasi SOP ini memerlukan kolaborasi antara regulator, operator, dan regional serta pengguna jasa. TTL bersama dengan KSOP Utama Tanjung Perak Surabaya akan melakukan sosialisasi kepada seluruh pihak terkait.
Kedepan, sistem ini diharapkan dapat direplikasi dan dikembangkan di terminal lain sebagai langkah strategis dalam memperlancar layanan kapal curah kering, serta turut berkontribusi dalam menjaga kestabilan harga komoditas khususnya di Jawa Timur dan secara umum di Indonesia. (Bow/Oryza)
