- Di Pundak Mahasiswa Tradisi Betawi Harus Lestari, Berpacu dengan Inovasi
- Kapal MV Egon Sandar di Aceh, Bawa 1 Truk Bantuan Logistik, 13 Motor Brimob & 2 Swamp Boat Polairud
- Berharap Keberkahan, TTL Santunani 200 Anak Yatim di HUT ke-12
- PWI Pusat Finalisasi Draf AD/ART, KEJ, dan KPW, Siap Disahkan di Konkernas 2026
- Arus Nataru 2025/2026 Pelabuhan Ciwandan Lancar, GM Banten Benny Ariadi: Perjalanan yang Berkesan
- Satgas Halilintar TNI AL Amankan 7 Ton Timah di Belitung Timur, Mau Diselundupkan Ketahuan
- Banjir Bandang Terjang Wisata Guci Tegal, Kolam Pemandian Air Panas Pancuran 13 Lenyap
- Besok Anugerah KIP 2025 Digelar, Ini Pesan Wakil Ketua KI DKI Jakarta
- Lepas Kapal Barito Mas Bawa Bantuan ke Aceh, Menhub: Wujud Kehadiran Negara untuk Masyarakat
- Solidaritas Tanpa Batas! Elpala SMA 68 dan PAS 68 Kirim Bantuan ke Sumatera Lewat Kolinlamil
Rehabilitasi Terumbu Karang di Perairan Pulau Pieh, Sinergi Pulihkan Ekosistem

Keterangan Gambar : Rehabilitasi ekosistem terumbu karang di Sub Zona Rehabilitasi Kawasan Konservasi Nasional Pulau Pieh, Sumatera Barat, dilakukan oleh Kementerian Kelauran dan Perikanan (KKP) bersinergi dengan pihak lain. Foto: KKP
Indonesiamaritimenews.com (IMN), PADANG: Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersinergi dengan sejumlah pihak melakukan rehabilitasi ekosistem terumbu karang di Sub Zona Rehabilitasi Kawasan Konservasi Nasional Pulau Pieh, Sumatera Barat.
Program kolaboratif ini menunjukkan hasil menggembirakan dengan perbaikan kondisi lingkungan perairan dan pemulihan ekologis yang signifikan.
Rehabilitasi ini menjadi bagian penting dalam melindungi dan memperbaiki kondisi ekosistem terumbu karang yang rentan terhadap perubahan iklim, terutama kenaikan suhu laut yang memicu coral bleaching. Selain menjaga habitat ikan dan meningkatkan nursery ground, kegiatan ini juga bertujuan memperluas kawasan terumbu karang sehat sekaligus menciptakan destinasi wisata minat khusus penyelaman di kawasan konservasi.
Baca Lainnya :
- KKP Panen 1,7 Ton Lobster di Batam, Dihadiri Wapres Gibran dan Ketua Komisi IV DPR Titiek Soeharto0
- Genjot Produktivitas, KKP Perkuat Pembangunan Fasilitas Perikanan Tangkap di Indonesia Timur0
- Kemenhub dan Kedubes Amerika Gelar Workshop Keamanan Siber Maritim0
- Gandeng Denmark, KKP Pelajari Pemanfaatan Energi Angin Lepas Pantai0
- Genjot Program Kampung Nelayan Merah Putih, Menteri Trenggono Blusukan ke Kepri0
Direktur Konservasi Ekosistem, Firdaus Agung, menjelaskan bahwa langkah strategis LKKPN Pekanbaru bersama PLN IP UBP Teluk Sirih dan Yayasan Minang Bahari mendukung komitmen Indonesia dalam pencapaian target konservasi laut sebesar 30% pada 2045 sebagai upaya perlindungan ekosistem laut yang lebih luas dan berdaya tahan sekaligus meningkatkan pengelolaan kawasan konservasi yang lebih efektif.
“Rehabilitasi terumbu karang ini membuktikan bahwa perlindungan dan pengelolaan kawasan konservasi tidak bisa berjalan sendiri. Sinergi pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat adalah kunci. Ini merupakan investasi jangka panjang bagi keberlanjutan ekosistem laut kita,” ujar Firdaus dalam siaran resmi di Jakarta, Kamis (11/9/2025).
Tingkat Keberhasilan 97 Persen
Kepala LKKPN Pekanbaru, Rahmad Hidayat, menambahkan pemantauan rutin menunjukkan tingkat kelangsungan hidup terumbu karang hasil transplantasi mencapai 97%. “Data ini membuktikan metode yang kami gunakan efektif. Melibatkan masyarakat lokal dalam proses rehabilitasi juga sangat penting, agar kesadaran menjaga laut dapat tumbuh dan berkelanjutan,” jelas dia.
Dukungan juga datang dari sektor energi. Manajer PLN IP UBP Teluk Sirih, Lufti Nul Hakim, menegaskan bahwa program ini sejalan dengan komitmen perusahaan dalam tanggung jawab sosial dan lingkungan. “Transisi energi bersih harus diiringi dengan perlindungan ekosistem. Kami bangga dapat berkontribusi dalam program strategis ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Minang Bahari, Samsuardi, menilai program rehabilitasi ini tidak hanya memulihkan ekosistem, tetapi juga memberi dampak positif bagi kehidupan masyarakat pesisir. “Kami melihat ada rasa memiliki dari masyarakat untuk menjaga laut. Rehabilitasi ini sekaligus membangun kesadaran kolektif terhadap pentingnya lingkungan sehat,” tuturnya.
Program rehabilitasi terumbu karang ini juga menjadi contoh nyata bagaimana pendekatan kolaboratif dapat mempercepat pemulihan ekosistem laut. Dengan keterlibatan banyak pihak, upaya ini berkontribusi dalam memperkuat strategi pengelolaan kawasan konservasi secara berkelanjutan.
Keberhasilan rehabilitasi di Pulau Pieh diharapkan dapat direplikasi di kawasan konservasi lainnya. Hal ini penting untuk menjaga keberlanjutan ekologi sekaligus meningkatkan manfaat ekonomi bagi masyarakat pesisir melalui pariwisata berbasis konservasi.
Hal ini sejalan dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono yang menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menjaga kesehatan laut, memperkuat perlindungan ekosistem, serta mewujudkan keberlanjutan ekonomi biru Indonesia. (Arry/Oryza)











