- Presiden Jokowi Dianugerahi Brevet Hiu Kencana di Kapal Perang KRI RJW-992
- Juara Tenis Meja Empat Purnawirawan TNI AL, Tekuk Tim Pemuda, Pantas Dapat Reward Ketum PPAL
- Terminal Teluk Lamong, Kunjungan Kapal Naik 8 Persen
- Ini Strategi Ditjen Hubla Optimalkan Laporan Pelayanan Pakai Aplikasi SIRANI
- Jelang HUT Ke 79 TNI, Kasal: Tunjukkan ke Dunia Kesiapan Tempur TNI AL
- Go Internatinal, 40 Pengusaha UKM Ikuti House of Handicraft Indonesia di Tokyo
- Kapal Bawa Ayam Ras Filipina dan Kosmetik Ilegal Disergap Tim SFQR Lanal Tahuna
- Pelindo Day ke 3, Regional 4 Tanam Mangrove di Lahan Seluas 12,5 Ha
- Maritimepreneur, Dorong UMKM Kerupuk Ikan Payus Naik Kelas
- Pelindo Day ke 3, Regional 2 Cabang Cirebon Rehabilitasi 70.000 Bibit Mangrove di Indramayu
Waspadai Kerawanan Maritim, Peserta Pendidikan Lemhanas Dibekali Ketahanan Nasional
Keterangan Gambar : Wakasal Laksamana Madya TNI Erwin S. Aldedharma memberi pembekalan kepada peserta PPRA LXVII Tahun 2024 Lemhanas RI. Foto: Dispenal
Indonesiamaritimenews.com (IMN), JAKARTA: Peserta PPRA LXVII Tahun 2024 Lemhannas RI diberikan pembekalan tentag nilai-nilai ketahanan nasional kewaspadaan nasional, wawasan nusantara, dan sistem nasional.
Pembekalan diberikan oleh Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Erwin S. Aldedharma mewakili Kasal Laksamana TNI Dr. Muhammad di Gedung Lemhannas RI, Jakarta Pusat, Selasa (3/9/2024).
Baca Lainnya :
- Dua Kapal Perang PC, Mampu Bermanuver di Berbagai Medan, Perkuat Armada Laut Indonesia0
- Kasal Pimpin Sertijab, 4 Pati Naik Bintang Dua, 14 Kolonel Naik Bintang Satu0
- Jelang HUT Ke-78 Jalasenastri, Istri Prajurit TNI AL Ziarah ke TMP Kalibata0
- TNI AL dan Royal Australian Navy Bahas Kerja Sama Latihan Tempur dan Pendidikan0
- Kerja Sama TNI AL dan PT KAI, Tingkatkan Kemampuan SDM0
Pembekalan diikuti 100 peserta PPRA (Program Pendidikan Reguler Angkatan) LXVII dengan mengangkat tema "Kebijakan Pembinaan Kekuatan TNI Angkatan Laut". Di dalamnya membahas isu-isu strategis aspek laut, potensi ancaman, tantangan di masa depan, kebijakan pembinaan TNI AL, bahkan hingga strategi pertahanan laut Nusantara.
Kasal dalam paparan yang disampaikan Wakasal menyebutkan, wilayah lautan Indonesia yang begitu luas merupakan potensi besar yang akan menjadi sumber kemajuan, kekayaan dan kesejahtaraan bangsa. Namun demikian, di saat yang bersamaan, hal ini juga menjadi kerawanan atau vulnerability.
Perkembangan lingkungan strategis yang cepat, dinamis, dan tidak menentu, termasuk kemajuan teknologi, akan berakibat pada meningkatnya ancaman pertahanan dan keamanan di laut. Namun, TNI AL telah memiliki solusi yang efektif dan efisien untuk menghadapinya.
"Untuk mengantisipasi ancaman yang mungkin terjadi, TNI Angkatan Laut telah meneguhkan visi pembangunan jangka panjangnya untuk mewujudkan TNI Angkatan Laut yang modern, berdaya gentar kawasan, dan berproyeksi global", ujar Kasal.
Lebih lanjut dijelaskan, visi tersebut sesuai dan mendukung visi pembangunan postur pertahanan negara maupun visi Indonesia Emas 2045 yang tertuang pada RPJPN. Modern mengandung makna bahwa TNI AL harus memiliki keunggulan personel, alutsista, dan teknologi yang mutakhir, serta tata kelola yang efektif dan efisien dalam melaksanakan tugasnya.
Berdaya gentar kawasan memiliki arti bahwa TNI AL harus memiliki daya tangkal dan daya gempur atau fire power yang tinggi serta pengalaman operasi merespon situasi krisis di kawasan indo-pasifik.
Sedangkan berproyeksi global dimaksudkan sebagai kemampuan tni angkatan laut untuk beroperasi jauh di luar perairan yurisdiksi nasional secara konsisten guna melindungi kepentingan nasional indonesia.
Oleh karena itu, Kasal menyampaikan beberapa rekomendasi di antaranya peningkatan kesadaran bersama akan pentingnya pertahanan di bidang maritim, peningkatan anggaran yang sesuai untuk membangun kekuatan maritim yang dibutuhkan untuk menjaga kepentingan nasional Indonesia di laut, dan peningkatan kolaborasi dan kerja sama dalam pengelolaan pertahanan dan keamanan laut dengan seluruh komponen bangsa.
“Developing competency and capability is the best deterrent to malign intent; hence, human capital development is crucial, and so is pursuing quality over quantity,” pesan Kasal. (Arry/Oryza)