- Posko Lebaran 2025 Resmi Ditutup, Menteri AHY: Penyelenggaraan Mudik-Balik Aman & Lancar
- Pemudik Lebaran 2025 via Pelabuhan Pelindo Tembus 1,7 Juta Orang, Naik 2,4 %
- Muhammad Najmi Alvaro, Qori Cilik Juara Internasional, Kemenag: Indonesia Punya Kader Luar Biasa
- One Way Nasional, Arus Mudik dan Balik Lebaran 2025 Dinilai Terkendali, Menhub Kasih Jempol
- Lebaran 2025, ASDP: 780 Ribu Pemudik dan 200 Ribu Kendaraan dari Sumatera Sudah Balik ke Jawa
- Pangkalan TNI AL Segera Dibangun di Madura, Gerbang Vital Alur Perdagangan Internasional
- Peduli Masyarakat Pesisir, Ini Aksi yang Dilakukan Prajurit Lanal Nunukan
- Kumpulkan Sampah Plastik, ASDP Kurangi Emisi Karbon 10,2 Ton Lewat Reverse Vending Machine
- Lebaran 2025, Pelindo Regional 2 Sukses Layani 202 Ribu Pemudik
- PT Terminal Teluk Lamong Catatkan Rekor Ship to Ship 34 Menit
TPS Sukses Terapkan Planning and Control untuk Kapal Full and Down

Keterangan Gambar : SURABAYA: PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS), anak perusahaan dari Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP), sukses mengimplementasikan standarisasi operasional berbasis Planning and Control (P&C) dalam penanganan kapal bermuatan penuh (full and down).Foto:TPS
Indonesiamaritimenews.com(IMN), SURABAYA: PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS), anak perusahaan dari Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP), sukses mengimplementasikan standarisasi operasional berbasis Planning and Control (P&C) dalam penanganan kapal bermuatan penuh (full and down).
Baca Lainnya :
- 6 Terminal Penumpang Pelindo Regional 2 Siaga Arus Mudik Lebaran 2025, Drajat: Beri Layanan Terbaik0
- PTP Nonpetikemas Tingkatkan Kesadaran, Gelar Awareness K3, TKBM Dibagikan APD Di Pelabuhan Jambi0
- Hadapi Idul Fitri 2025, Menhub Nilai Pelabuhan Makassar Sangat Siap0
- Pelindo Terminal Petikemas Siap Layani Logistik Lebaran 2025 Nonstop0
- Wujudkan Transformasi Digital ILCS Dukung Implementasi TOS Nusantara di Jayapura0
Transformasi ini merupakan bagian dari strategi bisnis Pelindo pasca integrasi yang menitikberatkan pada efisiensi, efektivitas layanan, serta peningkatan daya saing pelabuhan nasional di pasar global. Standarisasi operasional menjadi salah satu pilar utama dalam mewujudkan layanan terminal yang andal, produktif, dan kompetitif.
“Sebagai bagian dari strategi pasca integrasi, Pelindo melalui SPTP terus mendorong implementasi standar operasional yang seragam di seluruh lini layanan terminal. Salah satunya adalah penerapan operasi berbasis Planning and Control yang kini telah dijalankan secara optimal oleh tim operasional TPS,” ujar Direktur Operasi TPS, Rino Wisnu Putro.
Operasi berbasis Planning and Control merupakan pendekatan sistematis yang mengedepankan perencanaan detail dan pengawasan terintegrasi untuk mengoptimalkan proses bongkar muat. Model ini dinilai efektif dalam mengurangi potensi gangguan di lapangan serta mempercepat proses sandar dan muat kapal, khususnya pada kapal bermuatan penuh (full and down), yang membutuhkan penanganan dengan tingkat akurasi tinggi agar ruang palka kapal dapat dimanfaatkan secara maksimal dan broken stowage (ruang tak terisi) dapat diminimalkan.
Dalam praktiknya, penanganan kapal full and down memiliki tantangan tersendiri, mulai dari perubahan stowage plan hingga klasifikasi muatan. Untuk mengatasi hal tersebut, TPS menerapkan sejumlah strategi yang terbukti mampu meningkatkan produktivitas. Strategi tersebut meliputi penguatan koordinasi internal antara tim perencanaan kapal dan tim pengawasan bongkar muat, pemisahan muatan tertentu yang berpotensi menimbulkan perubahan pada rencana pemuatan, klasifikasi berat peti kemas untuk memudahkan proses penataan di atas kapal, serta evaluasi performa harian sebagai bagian dari proses continuous improvement.
Hasil dari penerapan strategi tersebut menunjukkan peningkatan kinerja yang signifikan. Pada kapal Brickell tujuan Singapura dan Tanjung Pelepas, Malaysia, produktivitas yang diukur melalui Boxes per Ship per Hour (BSH) meningkat dari 39,76 box per jam pada saat sandar tanggal 5 Februari 2025 menjadi 57,74 box per jam saat sandar pada 13 Maret 2025, atau naik sebesar 31 persen.
Peningkatan kinerja ini juga berdampak langsung terhadap efisiensi waktu sandar (Port Stay), yang berkontribusi pada penurunan biaya logistik. Waktu sandar kapal Brickell menurun dari 28,17 jam menjadi 25,97 jam (efisiensi 8 persen).
“Alhamdulillah, implementasi Planning and Control telah membuahkan hasil nyata. Kami akan terus melakukan penyempurnaan operasional untuk mendukung target besar SPTP dan Pelindo dalam mewujudkan terminal berkelas dunia,” kata Rino.
Setyawan Nurhadi, Operations PT Pelayaran Bintang Putih (Agen dari Kapal Brickell), menyampaikan apresiasi positif terhadap perbaikan layanan yang dilakukan oleh TPS. “Kami menilai positif upaya perbaikan layanan yang dilakukan TPS terhadap penanganan bongkar muat kapal Brickell yang bermuatan penuh atau full and down,” kata Hadi.
Sebagai bagian dari subholding SPTP, TPS memiliki peran strategis dalam mendukung visi lima tahun ke depan untuk menjadi operator terminal petikemas berkelas dunia dengan total trafik sebesar 15,7 juta TEUs pada tahun 2029. Upaya peningkatan produktivitas serta efisiensi operasional di setiap lini menjadi komitmen TPS dalam mendukung terwujudnya sistem logistik nasional yang modern, efisien, dan kompetitif. (ARRY/Oryza)
