- TNI AL Kembali Dipercaya Pimpin ADVANCE Maneuvering Exercise MTF di Laut Mediterania
- Tegaskan Anti Gratifikasi, IPC Terminal Petikemas Gelar Pelatihan SMAP ISO
- Ekspor Komoditas Lampung Meningkat, IPC TPK Panjang Pilihan Strategis Shipping Line
- Kasal Bertemu Sejumlah Pejabat Jepang, Perkuat Kerja Sama Bilateral
- KRI Belati-622, Kapal Cepat Rudal Buatan Anak Bangsa Perkuat TNI AL
- Program Pelindo Mengajar, Siswa SMA 14 Makassar Antusias Dapat Ilmu Soal Dunia Pelabuhan
- Pelindo Regional 4 Santuni 1.150 Anak Yatim
- Pelindo Sukseskan MotoGP Mandalika 2025 Pastikan Pelabuhan Lembar Lancar, Aman dan Efisien
- Dirpamobvit Baharkam Polri Cek Kesiapan Pengamanan Jelang MotoGP di Lombok Tengah
- Kemenhub dan Pemkab Subang Perkuat Pelabuhan Patimban
Investasi Tembus Rp2,38 Triliun, Ini Langkah KKP Promosikan Sektor Kelautan Perikanan

Keterangan Gambar : Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong produksi kelautan dan perikanan. Foto: KKP
Indonesiamaritimenews.com (IMN), JAKARTA: Capaian investasi sektor kelautan dan perikanan (KP) pada Triwulan I Tahun 2025 tembus Rp2,38 triliun. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus bersinergi dengan instansi lainnya guna mempromosikan sektor KP.
KKP melalui Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDS) terus memperkuat sinergi dengan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan Dinas Kelautan dan Perikanan daerah dalam rangka mempromosikan investasi sektor kelautan dan perikanan.
Baca Lainnya :
- Lewat Kopdeskel Merah Putih, KKP Perkuat Kelembagaan Nelayan0
- Hingga Juni 2025, TPK Teluk Lamong Catat Kenaikan Arus Petikemas Internasional 9,1 %0
- Dorong Kualitas Layanan dan Peningkatan PNPB, Kemenhub Teken 2 Perjanjian Konsesi Pelabuhan0
- 5 Kapal Hasil Tangkapan KKP Dihibahkan ke Nelayan0
- Keselamatan Pelayaran Jadi Sorotan, Dirut PELNI Sidak Kapal di Surabaya0
“Sinergitas antar Kementerian/Lembaga dan Pemda menjadi salah satu kunci dalam meningkatkan investasi di sektor kelautan dan perikanan,” ungkap Direktur Jenderal PDS, Tornanda Syaifullah dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (13/7/2025).
Sinergi pusat dan daerah difokuskan pada pemetaan peluang usaha dan investasi, penyusunan materi promosi, pemberian kemudahan perizinan, pendampingan penyelesaian hambatan, dan fasilitasi kemitraan dengan calon investor, sehingga tercipta ekosistem investasi yang kondusif dan berkelanjutan.
Hasilnya tercermin dalam capaian investasi sektor KP pada Triwulan I Tahun 2025 sebesar Rp2,38 triliun yang terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp1,46 triliun (61%) dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp0,92 triliun (39%).
Berdasarkan bidang usaha, pengolahan hasil perikanan menjadi penyumbang investasi terbesar yaitu Rp1,01 triliun (42,3%), disusul budi daya sebesar Rp0,55 triliun (23,0%), penangkapan Rp0,40 triliun (17,0%), perdagangan Rp0,36 triliun (15,1%), dan jasa perikanan Rp0,06 triliun (2,5%).
Sementara itu, provinsi dengan realisasi investasi terbesar pada periode ini adalah Jawa Timur sebesar Rp548 miliar (23,1%), diikuti Jawa Tengah Rp546 miliar (22,9%), dan DKI Jakarta Rp230 miliar (9,6%).
Sementara berdasarkan negara asal, Korea Selatan menempati posisi teratas dengan nilai Rp370 miliar (40,7%), disusul Tiongkok Rp170 miliar (18,6%), dan Malaysia Rp130 miliar (14,1%). Tren realisasi investasi dalam kurun waktu 2021-2025 menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 66,04% per tahun.
Penguatan Literasi Investasi
Sebagai upaya penguatan literasi dan promosi investasi, Ditjen PDS bersama BKPM telah menggelar Sosialisasi Tata Cara Investasi Sub Sektor Pengolahan dan Pemasaran Hasil Kelautan dan Perikanan secara daring pada 3 Juli 2025. Kegiatan diikuti 777 peserta terdiri dari pelaku usaha (PMDN dan PMA), perwakilan Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Daerah, serta unit teknis KKP dan BKPM.
Sosialisasi bertujuan meningkatkan pemahaman para pemangku kepentingan terhadap prosedur investasi, khususnya dalam kerangka TCG (Technical Cooperation Guidelines) antara Indonesia dan Tiongkok di bidang perikanan.
Data BKPM menunjukkan bahwa kontribusi sektor kelautan perikanan terhadap total investasi nasional masih perlu ditingkatkan mengingat potensinya yang begitu besar. Investasi PMA sektor perikanan berada di posisi ke-23 (0,15%), PMDN di posisi ke-22 (0,26%). Sedangkan investasi dari Tiongkok di posisi ke-21 (0,1%) sehingga perlu ditingkatkan mengingat dua negara telah memiliki payung kerja sama kelautan perikanan.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono sebelumnya menggagas program ekonomi biru untuk meningkatkan daya saing produk perikanan Indonesia, dengan mengutamakan sistem produksi berkelanjutan. Dalam mengimplementasikannya, KKP memperkuat sinergi dengan multi stakeholder di berbagai bidang dari mulai hulu hingga hilir sektor perikanan. (Arry/Oryza)
