- Layanan Aduan Online, Wadah Pengaduan Orang Tua dan Taruna Pendidikan KKP
- HUT Ke-69 Kowal, Srikandi Jalasena Dituntut Kreatif dan Inovatif
- Liburan Seru Nataru 2025, Dua Pelabuhan Pelindo Besolek Tampil dengan Wajah Baru
- Diguyur Penghargaan, KSOP Utama Tanjung Priok Raih AKIP Terinformatif 2024
- Tanjung Priok Sabet Penghargaan Pelabuhan Sehat 2024
- 52 Ribu BBL Rp7,8 M Mau Diselundupkan dari Krui Lampung, Digagalkan KKP
- KLM Fajar Lorena Karam 2 Orang Tewas, KPLP Evakuasi Penumpang
- Kemenhub Tetapkan Alur Pelayaran, Sistem Rute dan Zona Labuh Pelabuhan Sikakap
- DPR Dorong KKP Tingkatkan Konsumsi Ikan di Daerah
- Rudal Exocet MM-40 B3 KRI Martadinata Melesat Hancurkan Sasaran Strategis di Pulau Gundul
Indonesia Tuan Rumah The 30th ANF Committe Meeting Negara Pesisir, Ini yang Dibahas
Keterangan Gambar : Kepala Distrik Navigasi (Disnav) Tipe B Tanjung Priok, Capt. Mugen S. Sartoto selaku Chairman dan memimpin pertemuan The 30th Aids to Navigation Fund (ANF) Commitee Meeting di Labuan Bajo. Foto: Ditjen
Indonesiamaritimenews.com (IMN), LABUAN BAJO: Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah pertemuan The 30th Aids to Navigation Fund (ANF) Committee Meeting 2024 yang digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pertemuan yang digelar oleh 3 negara pantai yaitu Indonesia, Malaysia dan Singapura ini merupakan tindaklanjut dari ANF Committee Meeting ke-29 yang dilaksanakan pada bulan November 2023 lalu di Surabaya, Jawa Timur.
Baca Lainnya :
- Digitalisasi Tiket Ferry, ASDP Catat Pengguna Ferizy 2,32 Juta Orang0
- Kemenhub Gandeng Australia Gelar Marine Security Training Auditor ISPS Code0
- Manajemen Risiko Masih Jadi PR Besar, Kemenhub Dorong Implementasi Aplikasi Simarko0
- Awak Kapal Patroli KPLP Dilatih Mahir Menembak0
- Tingkatkan Keselamatan Pelayaran Kemenhub Revalidasi 36 Auditor Keselamatan Kapal0
Kepala Distrik Navigasi (Disnav) Tipe B Tanjung Priok, Capt. Mugen S. Sartoto bertindak selaku Chairman dan memimpin jalannya pertemuan. Ia menyampaikan apresiasinya kepada seluruh negara pengguna dan kontributor atas kehadiran dan komitmen mereka untuk menjaga dan memastikan keselamatan navigasi di Selat Malaka atau SOMS tetap terbuka dan aman.
Selain 3 Negara Pantai dan negara pengguna, Capt. Mugen juga menyampaikan apresiasi atas kehadiran beberapa perwakilan dari negara lainnya meliputi Republik Rakyat Tiongkok, Republik India, Jepang, Republik Korea, Kerajaan Arab Saudi, Dewan Selat Malaka (MSC), The Nippon Foundation, dan Witherby Publishing Group, serta Baltic and International Maritime Council (BIMCO) yang datang sebagai pengamat.
DISKUSI NEGARA PESISIR
Pada kesempatan yang sama, Head of Delegation Indonesia Direktur Kenavigasian yang diwakili oleh Kepala Subdirektorat Perencanaan Teknis Kenavigasian, Nanditya Darma Wardhana menekankan bahwa forum ini merupakan salah satu wadah utama bagi negara-negara pengguna dan pemangku kepentingan.
Forum ini menjadi wadah untuk bertemu dan mengadakan diskusi terbuka dengan negara-negara pesisir Selat Malaka dan Singapura, dimana selat ini diakui sebagai salah satu selat paling signifikan rute pelayaran di dunia.
“Melalui forum ini, kami mengundang negara pengguna dan stakeholder untuk mendukung penyediaan dan pemeliharaan alat bantu navigasi di Selat Malaka dan Singapura," kata Nanditya dalam keterangan tertulis, Kamis (30/5/2024).
"Kami menantikan diskusi yang bermanfaat serta menyampaikan keyakinannya bahwa semangat kerja sama antara negara-negara pantai, industri dan pemangku kepentingan, berdasarkan pasal 43 UNCLOS 1982, yang kemudian akan meningkatkan keselamatan navigasi dan perlindungan lingkungan maritim di wilayah tersebut.” sambung Nanditya.
Ia berharap, melalui pertemuan ini dapat menemukan metode atau ide baru yang dapat mengundang keterlibatan lebih luas negara pengguna dan pemangku kepentingan serta untuk menjamin keberlangsungan ANF.
“Kami berharap seluruh peserta dalam pertemuan ini dapat secara intens berdiskusi serta bertukar keahlian dan pengalaman, serta agar bisa memberikan fokus maksimal pada agenda diskusi yang terkait isu-isu keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di Selat Malaka dan Selat Singapura,” ujar Nanditya.
Pertemuan Komite 30th ANF ini juga dihadiri oleh Ketua Delegasi Malaysia, Direktur Departemen Kelautan Malaysia Mohd Hafiz bin Abdul Majid, serta Ketua Delegasi Singapura Assistant Chief Hydrographer, Marine and Port Gary Chew.
Pada pertemuan ini, masing-masing Negara Pantai menyampaikan presentasi yang berisikan laporan atas pekerjaan pemeliharaan seperti pekerjaan sipil dan struktur, pemeliharaan menara suar, Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), suku cadang maupun kelistrikan.
POGRAM KERJA
Adapun Program Kerja Tahun 2024 yang diajukan oleh Indonesia meliputi persiapan pekerjaan untuk penggantian serta perawatan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran.
Selain itu, Komite mencatat laporan pemeliharaan 51 Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) penting dalam Skema Pemisahan Lalu Lintas (TSS) di SOMS sesuai dokumen ANF yang disajikan oleh Negara-negara pesisir.
Indonesia juga menyampaikan apresiasi kepada Jepang yang telah menyelenggarakan Technical Workshop Alat Bantu Navigasi di Selat Malaka dan Singapura, serta Survei Pendahuluan Pekerjaan Pengganti Alat Bantu Navigasi yang diadakan di Maritime Transport Training Institute (MATRAIN) Port Klang, Malaysia dari 27 Februari hingga 7 Mei 2024.
Indonesia berterima kasih kepada Jepang karena telah mengakomodasi permintaan Indonesia mengenai pelatihan berstandar IALA bagi calon peserta sebagaimana dijelaskan pada MTWG ke-46 di Brunei. Indonesia berharap dapat berpartisipasi dalam pelatihan standar IALA pada tahun 2026.
Disamping itu, The 30th ANF Committee Meeting ini juga membahas Laporan Kinerja Auditor Tahun 2023. Menindaklanjuti laporan kinerja auditor, Indonesia akan melakukan investigasi lebih lanjut dan akan berkonsultasi dengan Stakeholder. Adapun pertemuan ANF ke-31 berikutnya dijadwalkan pada bulan November 2024 di Lombok, Nusa Tenggara Barat. (Bow/Orryza)