Harga Minyak Goreng Rp24000/liter Emak- Emak Naik Darah

By Indonesia Maritime News 17 Mar 2022, 14:39:52 WIB Ekonomi
Harga Minyak Goreng Rp24000/liter  Emak- Emak Naik Darah

Keterangan Gambar : Minyak goreng kemasan.Foto: Dok.indonesiamaritimenews.com


Indonesiamaritimenews.com ( (IMM),JAKARTA: Pemerintah mencabut aturan HET (Harga Eceran Tertinggi) minyak goreng (migor) dan menyerahkan pada mekanisme pasar. Harga migor kemasan yang semula Rp14000/liter, kini menjadi Rp23.000-Rp24.000/liter. Mahalnya migor membuat  emak-emak  naik darah.

"Gimana sih, naiknya kok gila-gilaan, tinggi sekali. Sudah betul harga Rp14.000 per liter. Kenapa malah naik lagi," kata Ny. Rita (50) tahun, warga Grogol, Jakarta Barat, Kamis (17/3/2022) dengan nada kesal. 

Seperti diketahui, Rabu 16 Maret kemarin  Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan HET minyak curah yang semula Rp11.500 per liter, kini menjadi Rp14.000. Sedangkan minyak goreng kemasan yang semula Rp13.500-Rp14.000 per liter sesuai HET, harga baru menyesuaikan ke harga keekonomian atau diserahkan ke mekanisme pasar.

Baca Lainnya :

Pemerintah hanya mensubsidi minyak curah dengan HET Rp14.000 per liter. Dengan harga baru ini, warga khawatir minyak curah menghilang dari pasaran seperti minyak kemasan ketika harga resminya masih Rp14.000.

"Jangan-jangan menghilang juga nih minyak curah. Kemarin-kemarin kita antri beli minyak kemasan, apa besok-besok ngantri juga minyak curah ? Sama dong sengsaranya," kata Susiati (52) tahun, warga Tebet, Jaksel, saat diminta komentar.

Kekhawatiran Susiati agaknya benar. Minyak curah mulai menghilang dari pasaran. Kondisi ini dibuktikan oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi saat sidak ke Pasar Senen, Jakarta Pusat, Kamis (17/3/2022). Mendag melihat, minyak goreng kemasan dua liter dijual Rp40.000. Sedangkan minyak curah langka.

Warga berharap pemerintah segera bisa menornalkan kembali harga minyak goreng, serta menjaga harga-harga kebutuhan pokok lainnya. Terlebih menjelang bukan Ramadhan, biasanya harga-harga 'latah' naik.

"Tempohari alasannya pandemi Covid. Sekarang Covid sudah pergi, alasannya apa lagi. Apa perang Rusia jadi alasan juga ?" Ucap  Yanti (30) tahun kepada Indonesiamaritimenews com, ibu muda warga Serpong, Tangsel, saat dimintai tanggapan. ( Fat/Oriz) 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook