- Posko Lebaran 2025 Resmi Ditutup, Menteri AHY: Penyelenggaraan Mudik-Balik Aman & Lancar
- Pemudik Lebaran 2025 via Pelabuhan Pelindo Tembus 1,7 Juta Orang, Naik 2,4 %
- Muhammad Najmi Alvaro, Qori Cilik Juara Internasional, Kemenag: Indonesia Punya Kader Luar Biasa
- One Way Nasional, Arus Mudik dan Balik Lebaran 2025 Dinilai Terkendali, Menhub Kasih Jempol
- Lebaran 2025, ASDP: 780 Ribu Pemudik dan 200 Ribu Kendaraan dari Sumatera Sudah Balik ke Jawa
- Pangkalan TNI AL Segera Dibangun di Madura, Gerbang Vital Alur Perdagangan Internasional
- Peduli Masyarakat Pesisir, Ini Aksi yang Dilakukan Prajurit Lanal Nunukan
- Kumpulkan Sampah Plastik, ASDP Kurangi Emisi Karbon 10,2 Ton Lewat Reverse Vending Machine
- Lebaran 2025, Pelindo Regional 2 Sukses Layani 202 Ribu Pemudik
- PT Terminal Teluk Lamong Catatkan Rekor Ship to Ship 34 Menit
Lestarikan Lingkungan, SPSL Ajak Masyarakat Budidayakan Tanaman Langka Pewarna Batik

Keterangan Gambar : PT Pelindo Solusi Logistik atau SPSL yang merupakan subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero), bersama anak perusahaan menggandeng masyarakat melakukan penanaman 1.700 bibit pohon langka pewarna alam yang biasa digunakan untuk batik. Foto: Humas SPSL
Indonesiamaritimenews.com (IMN), JAKARTA: PT Pelindo Solusi Logistik atau SPSL yang merupakan subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero), bersama anak perusahaan menggandeng masyarakat melakukan penanaman 1.700 bibit pohon langka pewarna alam yang biasa digunakan untuk batik.
Kegiatan ini menegaskan komitmen SPSL dalam mendukung pelestarian alam dan menjaga warisan budaya Indonesia secara berkelanjutan.
Baca Lainnya :
- Aksi Kemanusiaan Pelindo Regional 4 Meraih Piagam Penghargaan PMI0
- Pelabuhan Hijau Masyarakat Sejahtera, SPSL Tanam 2500 Pohon di Jawa dan Sumatera0
- Senator Lampung Bustami Zainudin Pastikan TKBM Pelabuhan Masih Sangat Dibutuhkan0
- Top! Inovasi Pegawai, Limbah Cair Terminal Teluk Lamong Bisa Diolah Jadi Air Bersih0
- Berangus Pungli, 45 Pelabuhan Terapkan Inaported, Ini Daftarnya0
SVP Sekretariat Perusahaan SPSL, Kiki M. Hikmat mengatakan kurangnya edukasi dan informasi di kalangan masyarakat menyebabkan tanaman pewarna alam menjadi langka.
"Hal ini yang mendorong kami untuk melaksanakan program penanaman dan pelestarian tanaman pewarna alam (batik) langka dan memberikan edukasi kepada masyarakat setempat, dan secara bertahap diharapkan mampu menciptakan masyarakat yang mandiri dan sejahtera,” ujar Kiki M. Hikmat dalam keterangan tertulis, Senin (25/9/2023).
Kiki menambahkan, program ini merupakan langkah konkret SPSL Group yang berkomitmen melaksanakan program berdasarkan pendekatan adaptasi dan mitigasi aspek Environmental, Social, dan Governance (ESG), serta sebagai pemenuhan Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu penanganan perubahan iklim dan menjaga ekosistem darat.
Program Tanam Pohon ini merupakan bagian dari Program Tanggung Jawab Sosial (TJSL) Bidang Prioritas Lingkungan. Program ini dilaksanakan oleh SPSL bersama anak perusahaan dan berkolaborasi dengan Kelompok Tani Desa Dusun Gempol dan Yayasan Pemuda Konservasi Indonesia.
Adapun lokasi yang dipilih yakni di Dusun Gempol, Desa Ngesrepbalong, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Sedangkan jenis tanamannya yakni indigofera strobilantes, swietenia mahagoni, dan terminalia cattapa.
AJAK MASYARAKAT
Sebagai informasi, jenis tanaman indigofera strobilantes merupakan bahan warna alam batik yang menghasilkan zat warna biru. Sedangkan swietenia mahagoni menghasilkan zat warna coklat, sementara terminalia cattapa menghasilkan zar warna kuning kecoklatan.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, ekspor batik Indonesia mencapai 2.117 ton dengan nilai US$35,46 juta pada 2021. Jumlah tersebut tumbuh 21,35% dibandingkan pada tahun sebelumnya yakni sebanyak 1.745 ton dengan nilai US$28,01 juta. Data Badan Pusat Statistik tahun 2021 tercatat, rerata impor zat warna sintetik selama 5 tahun terakhir mencapai lebih dari 42.000 ton/tahun.
Sejalan dengan itu, SPSL mengajak dan mendorong masyarakat untuk melakukan budidaya tanaman pewarna alami serta memanfaatkan sumber daya alam yang ada untuk penggunaan pewarna alami untuk menambah nilai produk lokal. Karena penggunaan pewarnaan alami lebih ramah lingkungan, renewable, biodegradable, serta unik.
APRESIASI KELOMPOK TANI
Langkah yang dilakukan SPSL ini mendapat apresiasi dari kelompok tani. Salah satunya Simon, Ketua Kelompok Tani Dusun Gempol. Ia mengapresiasi langkah SPSL Group dalam program Tanam Pohon. Menurutnya, program ini sangat tepat dilakukan untuk menjaga ekosistem dan kelestarian lingkungan.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada SPSL Group atas program dan kepercayaannya kepada kami. Bentuk kemitraan dan kolaborasi ini sangat membantu kami dalam pelestarian lingkungan, mengedukasi masyarakat, dan mampu meningkatkan SDM kelompok pembatik warna alam,” ujar Simon.
Program Tanam Pohon ini bertujuan untuk melestarikan tanaman pewarna alam langka, memberikan edukasi dan informasi tentang tanaman pewarna alam langka, mencetak generasi yang kreatif, inovatif, dan konservatif, mencegah kepunahan tanaman pewarna alam di Indonesia, serta meningkatkan SDM yang mandiri dan sejahtera. (Arry/Oryza)
