- Cuaca Ekstrem, ASDP Ingatkan Pengguna Transportasi Laut Utamakan Keselamatan
- Kapal Asing Diduga Palsukan Dokumen Diamankan KRI Bung Tomo-357
- KKP Hibahkan 2 Kapal Asing Bekas Illegal Fishing ke Pemkab Deli Serdang
- Penyematan Nations Medal Satgas TNI KONGA di Lebanon, Kasal: Komitmen Teguh Kami Bangun Perdamaian
- Latihan Gabungan SAR Instansi Maritim, Siaga Hadapi Hondisi Darurat
- 2 Kapal Pengangkut Nikel Dibekuk KRI Bung Hatta-370, Ini Penyebabnya
- Kolinlamil Bentuk Klub Panahan SWAT, Genjot Kemampuan Atlet Raih Prestasi Gemilang
- Duaar! Dentuman Meriam KRI Teluk Ambonia-503 Memecah Keheningan Laut Jawa
- Libur Nataru 2025/2026, ASDP Perkuat Integrasi Jalur Sumatera-Jawa-Bali
- 1,5 Kg Sabu Malaysia Nyaris Diselundupkan, Digagalkan TNI AL di Tanjung Balai Asahan
Dibangun di Jerman, 2 Kapal Perang RI Berlayar Menuju Indonesia

Keterangan Gambar : KRI Pulau Fani-731 dibangun di Jerman segera tiba di Indonesia. Foto: Dispenal
Indonesiamaritimenews.com (IMN), JAKARTA: Armada TNI AL menambah kekuatan 2 kapal baru dari Jerman. Dua unit Kapal Perang Republik Indonesia yang dibangun di Galangan Kapal Jerman yaitu KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732 kini sedang dalam pelayaran menuju tanah air.
Kedua kapal berlayar dari Jerman menggunakan transporter ship pada Jumat 23 Juni 2023 lalu. Kedua KRI tersebut dibangun di Galangan Abeking & Resmussen, Lamwerder, Bremen, Jerman.
Kapal buru ranjau berjenis Mine Counter Meassure Vessel (MCMV) yang dinamakan dengan nama-nama pulau di Provinsi Papua ini mampu bekerja baik di laut dangkal maupun laut dalam.
Baca Lainnya :
- Cegah Anggota TNI Keluyuran ke Diskotek, Denpom Lanal Cirebon Sisir THM, ini Hasilnya0
- Hidrografi, Peran Kunci Pengembangan Gambaran Digital Lautan0
- Selama 3 Bulan, TNI Gagalkan Pengiriman Puluhan Imigram Gelap0
- Hari Hidrogragi Dunia ke-102, TNI AL Gelar Donor Darah0
- Satelit SATRIA-1 Sukses Mengorbit, Internetan di 50 Ribu Titik Bakal Super Cepat 0
KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732 memiliki dimensi panjang 61,4 meter dan lebar 11,1 meter. Keduanya memiliki beberapa kecanggihan karena dilengkapi dengan teknologi peperangan ranjau modern.
Kedua KRI ini menggunakan bahan baja non-magnetik dan memiliki degaussing system, yakni sistem untuk mengurangi kemagnetan kapal. Selain itu juga dilengkapi penggerak motor elektrik untuk mengurangi tingkat kebisingan.
Kapal Perang ini dilengkapi peralatan sonar terbaru yang mampu mendeteksi dan mengklasifikasi kontak di bawah air, memiliki perangkap ROV (Remotely Operated Vehicle) untuk identifikasi dan netralisasi ranjau, AUV (Autonomous Underwater Vehicle) untuk membantu mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air. Selain itu juga dilengkapi dengan USV (Unmanned Surface Vessel), yakni kapal tanpa awak untuk pemburuan dan penyapuan ranjau.
Disampaikan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali di Jerman, tujuan pengadaan kedua KRI tersebut tak lepas karena masih banyaknya ranjau laut peninggalan perang dunia kedua.
”Keduanya bertugas untuk menjaga perairan Indonesia agar tetap aman, bebas dari gangguan serta ancaman senjata bawah air terutama ranjau. Selain itu kapal canggih ini juga akan dioperasikan untuk membersihkan perairan Indonesia yang masih memiliki potensi bahaya ranjau", tegas Laksamana TNI Muhammad Ali. (Riz/Oryza)











