- BUMN Learning Festival Roadshow Perdana di Medan, Sukses Digelar Pelindo
- Program Eduwisata Pelindo Regional 2 Dukung Kemandirian Produktifitas Pondok Pesantren Ruhama
- Tiga Tahun Merger, Aset Pelindo Naik 6 % Tembus Rp 123 T Semester I Tahun 2024
- Pelindo Hadirkan Marina Kelas Dunia di Pelabuhan Benoa, Menyediakan 180 Dermaga
- Ratusan Butir Peluru dan Magazen Ditemukan Satgas Lantamal X Mengapung di Laut
- Kurir Narkoba Diringkus, 600 Gram Ganja Disita Prajurit Yonmarhanlan X Jayapura
- Ini Pengurus Pusat Corps Alumsi AMC Hasil Munas III Palangkaraya
- Perdana, 50 Yachters 11 Negara Sandar di BMTH Pelindo
- Presiden Jokowi Dianugerahi Brevet Hiu Kencana di Kapal Perang KRI RJW-992
- Juara Tenis Meja Empat Purnawirawan TNI AL, Tekuk Tim Pemuda, Pantas Dapat Reward Ketum PPAL
Peduli Sampah di Laut, Nelayan hingga Gubernur Raih Penghargaan dari Menteri Trenggono
Keterangan Gambar : Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono memberi penghargaan kepada nelayan, pemerintah daerah serta tokoh masyarakat yang peduli dengan sampah di laut. Foto: KKP
Indonesiamaritimenewa.com (IMN), SURABAYA: Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono memberikan hadiah kepada nelayan dari berbagai daerah Indonesia yang selama ini berperan aktif mengumpulkan sampah di laut.
Selain nelayan, Menteri Trenggono juga memberi penghargaan kepada pemerintah daerah, penyuluh penggerak pengelolaan sampah laut, pengelola bank sampah, serta tokoh dan inovator peduli sampah laut. Salahbsatu penerima penghargaan adalah Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah.
Menteri Trenggono dalam sambutannya pada acara puncak apresiasi Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (Gernas BCL) di Surabaya, Jawa Timur, pada Jumat (10/11/2023) mengatakan sampah di laut Indonesia disebabkan banyak hal.
"Keberadaan sampah di laut Indonesia dipengaruhi banyak hal, salah satunya posisi geografis kita yang berada dekat Samudera Pasifik, tempat adanya zona akumulasi sampah laut plastik terbesar," ujar Menteri Trenggono dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/11/2023).
Baca Lainnya :
- Lepas Ekspor 243 Ton Produk Perikanan ke Hongkong, Menteri Trenggono: Manfaatkan Peluang Pasar0
- KKP Tangkap 3 Kapal Pengangkat Harta Karun BMKT Peninggalan Dinasti Song di Laut Kepri0
- Ajak Gen-Z Surabaya Lestarikan Biota Laut, KKP Turun ke Sekolah0
- KKP Luncurkan Platform CoFis Hilirisasi Perikanan, Ini Manfaatnya0
- Kapal Keruk Pasir Laut Berbendera Belanda Disergap KP HIU 060
Gernas BCL merupakan program ekonomi biru KKP untuk mengurangi populasi sampah plastik di laut. Program kolaboratif ini melibatkan para nelayan, pemerintah daerah, penggiat lingkungan, hingga pihak swasta.
Tahun ini, Gernas BCL berlangsung di 18 kabupaten/kota sepanjang bulan Juli hingga Agustus 2023. Nelayan yang terlibat sebanyak 1.350 orang dengan jumlah sampah terkumpul mencapai 171,78 ton. Jika diakumulasi dengan aksi-aksi pembersihan sampah di kawasan pesisir dan laut oleh masyarakat, totalnya mencapai 820 ton.
Nelayan yang mendapat hadiah lantaran berhasil mengumpulkan sampah terbanyak berasal dari Padang, Mataram, Kubu Raya, Ternate, dan Balikpapan. Hadiahnya berupa peralatan melaut seperti jaring ikan, pukat tiga lapis, mesin kapal, hingga alat penerangan. Sedangkan penghargaan lainnya berbentuk sertifikat dan plakat.
"Kami mengharapkan adanya keberlanjutan program Bulan Cinta Laut sebagai salah satu upaya pengelolaan sampah laut, khususnya plastik, yang dapat diadopsi oleh Pemda dan stakeholders lainnya dalam menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat untuk bersama melakukan upaya pengelolaan sampah," pungkas Menteri Trenggono.
ĶAMPANYE MENJAGA LAUT
Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (PKRL) Victor G. Manoppo menambahkan Gernas BCL dilaksanakan untuk mengedukasi dan mengkampanyekan kepada seluruh elemen masyarakat mengenai pentingnya menjaga laut tetap bersih untuk keberlanjutan ekosistem.
Gernas BCL sekaligus sebagai tindaklanjut Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut. Pemeritah menargetkan mengurangi sampah di laut sebesar 70 persen pada 2025.
"Gernas BCL menjadi salah satu upaya KKP mencapai target mengurangi sampah plastik di laut," beber Victor.
NELAYAN KUMPULKAN SAMPAH
Sementara itu, Nahrawi Abidin nelayan dari Ternate penerima hadiah mengakui pentingnya program kerja kolaboratif untuk menangani sampah di laut. Sebab keberadaan sampah di laut saat ini sudah mempengaruhi jumlah tangkapan nelayan.
"Dulu itu mencari ikan bisa di pantai di dekat permukiman, tapi sekarang lebih jauh karena pantai sudah kotor," ungkap nelayan tradisional tersebut.
Nahrawi biasanya mengkhususkan hari Jumat untuk pergi melaut mengambil sampah bersama rekan-rekannya sesama nelayan. Sejak pagi hingga menjelang waktu Salat Jumat, mereka mampu mengumpulkan ratusan kilogram sampah. Sampah yang dikumpulkan kemudian dijual dengan harga Rp1000 per kilogram.
"Kami punya keinginan lebih besar, tidak hanya menjual sampah tapi bisa mengolah sampah menjadi lampion atau tempat tisu. Itu sudah kami praktikan namun masih ujicoba," pungkasnya.
Puncak apresiasi Gernas BCL di Surabaya turut dihadiri oleh Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah yang sekaligus sebagai penerima penghargaan, serta Ketua Komite II DPD RI Yorrys Raweyai. (Riz/Oryza)